Dosen Peternakan UMBY Jadi Tenaga Ahli Kementerian RI
15 Nov 2021
14
by Admin Demo

Bisnis pangan di seluruh dunia semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi digital. Pengembangan produk agroindustri, produksi pertanian/peternakan, pengolahan hasil, panen, pasca panen dan pemasaran saat ini sudah terintegrasi dan lebih memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari hari, baik dari makanan pokok seperti beras, daging, telur, susu dan lain-lain.

Tantangan sektor pertanian atau peternakan saat ini adalah semakin sempitnya lahan pertanian/peternakan karena alih fungsi baik untuk kawasan perumahan ataupun kawasan industri. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk memanfaatkan lahan perkebunan, kehutanan dan perhutani menjadi lahan yang dapat digunakan untuk integrated farming (pertanian terpadu) supaya dapat menghasilkan komoditas yang multi produk. Sebagai contoh integrasi pertanian dan kehutanan adalah adanya tanaman tumpang sari kopi dilahan hutan pinus sehingga produk yang dihasilkan lebih dari satu komoditi. Contoh lain adalah integrasi peternakan dengan perkebunan yang menghasilkan produk daging dan hasil kebun serta masih banyak contoh yang lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, kementerian investasi/BKPM Republik Indonesia melihat peluang yang besar untuk pengembangan bisnis integrasi pada lahan perkebunan kelapa sawit yang luas dan potensial untuk pengembangan integrasi sapi-sawit. Kementerian investasi tahun ini salah satu programnya adalah pembuatan Investment Project Ready to Offer (IPRO) Pengembangan Investasi Peternakan Sapi Terintegrasi, dimana peluang bisnis dan peluang investasinya cukup menjanjikan, mengingat kebutuhan daging sapi di Indonesia sangat tinggi dan ketersediaannya masih kurang sehingga masih mengandalkan impor baik bakalan dan daging beku.

Penyusunan IPRO memerlukan analisis yang komprehensif dari berbagai aspek seperti aspek peternakan, aspek tata ruang, kebijakan pemerintah, aspek lingkungan, aspek ekonomi, perijinan dan seterusnya, oleh karena itu pihak kementerian investasi dalam penyusunan IPRO tersebut menggandeng PT. Sinergi Visi Utama Konsultan Yogyakarta dan beberapa tenaga ahli. Tenaga ahli dipilih berdasarkan aspek-aspek yang diperlukan seperti halnya yang sudah disebutkan. Beberapa tenaga ahli tersebut berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, ada yang dari akademisi (dosen), praktisi lapangan, perusahaan dan lain-lain. Dari 7 tenaga ahli 2 diantaranya berasal dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) yakni Ir. Nur Rasminati, MP. (team leader) dan Ir. Ajat Sudrajat, S.Pt., M.Pt., IPP., sebagai tenaga ahli peternakan yang berasal dari Prodi Peternakan Fakultas Agroindustri dan merupakan anggota dari PII (Persatuan Insinyur Indonesia) serta anggota ISPI (Perkumpulan/Ikatan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia).

Penyusunan IPRO tersebut dilakukan kurang lebih 6 bulan dan kementerian Investasi berharap setelah tersusunnya IPRO ini dapat membuka peluang investasi baik regional, nasional dan internasional. Semakin banyak investor yang tertarik untuk menanam modalnya di Indonesia harapannya dapat membantu membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.