Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) yang diinisiasi oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Akuntansi atau Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMATA) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY)
Salah satu program yang dilakukan yaitu memberikan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik cair di Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Kegiatan pelatihan diikuti 12 orang warga Desa Tirtohargo dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Wigati Dusun Muneng pukul 09.30 – 12.00. Minggu, (09/10/2022)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ika Wulandari, SE., MM menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan Tim PPK Ormawa Himata UMBY merupakan salah satu bentuk kontribusi keilmuan oleh mahasiswa kepada masyarakat. Kegiatan tersebut dapat melatih mahasiswa untuk menganalisis permasalahan yang terjadi dalam masyarakat dan mencarikan solusi pemecahannya.
Ketua Tim PPK Ormawa UMBY Hendra Hidri Awan mengatakan bahwa berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh tim PPK Ormawa yakni 14 Mahasiswa dari berbagai jurusan dan fakultas di UMBY, mendapatkan data bahwa hampir sebagian besar Warga Desa Tirtohargo bekerja di sektor pertanian dan memiliki hewan ternak untuk dipelihara, baik berupa sapi, kambing dan ayam.
“Kotoran dari hewan ternak dapat diolah menjadi pupuk organik yang nantinya akan mendukung dalam proses budidaya tanaman pewarna alami dan pertanian. Tanaman pewarna alami yang sedang dibudidayakan merupakan tanaman konservasi yang mendukung eksistensi hutan maupun peningkatan ekonomi masyarakat melalui hasil pertanian,” jelasnya.
Salah satu tim PPK Ormawa UMBY yakni Ibat dari jurusan Peternakan menyampaikan bahwa pelatihan pembuatan pupuk organis cair atau POC ini dilakukan guna untuk meminimalisir penumpukan kotoran ternak dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan masyarakat dan peternak dalam memanajemen limbah peternakan.
Dalam pelatihan, Ibat memberikan pengetahuan tentang macam-macam kotoran hewan dan unsur kandungan di dalamnya seperti unsur makro NPK merupakan singkatan di mana pupuk tersebut memiliki kandungan unsur hara Nitrogen (N), Phosphat (P) dan Kalium (K), sehingga digabungkan menjadi NPK yang bermanfaat untuk tumbuhan sebelum nantinya akan dilakukan praktik langsung untuk pembuatan POC.
Ibat menjelaskan bahwa Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) pada pelatihan ini menggunakan limbah kotoran hewan (kohe) sapi yang agak basah. Kemudian campuran molase dan zat pengurai dengan ukuran tempat penyimpanan ember 50 liter. Bahan pembuatan POC tersedia di sekitar masyarakat seperti limbah rumah tangga, busuk busukan buah, sayuran busuk, kotoran hewan, batang pohon pisang, sisa bahan masakan yang tidak dipakai, air cucian beras dll
Lebih lanjutm ibat menjelaskan bahan-bahan tersebut dihancurkan dengan cara dicacah supaya cepat terurai dan menghemat tempat/wadah. Setelah semua bahan siap, kemudian dimasukan kedalam wadah atau ember lalu di aduk dan di tutup untuk mempercepat proses fermentasi. Selama 5 hingga 7 hari, pupuk harus dibuka dan diaduk sehari sekali untuk membuang gas metana dari kotoran hewan. Pupuk dapat digunakan setelah 1 minggu dan dengan takaran 1 cup gelas untuk 15 liter air serta pengaplikasiannya ke tanaman cukup di semprot saja.
Ibu Eva salah satu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) mengatakan, kegiatan ini sangat bagus dan bermanfaat untuk masyarakat desa Tirtohargo, khususnya Ibu KWT Wigati.
“Semoga pelatihan ini bisa berkelanjutan agar bisa berdampak dan bermanfaat untuk masyarakat,” kata Ibu Eva