Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) baru-baru ini menggelar pelatihan terkait optimalisasi penggunaan digitalisasi bank sampah untuk membantu peningkatan ekonomi yang bermitra dengan Bank Sampah Sewagati. Kegiatan tersebut berlangsung di rumah Dedy Dwinanto, Ketua RT 04 Pasekan Lor, Balecatur, Gamping, Sleman, pada Minggu (13/07/2025).
Pelatihan yang diinisiasi oleh Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak., CA., sebagai ketua dan beranggotakan Yudas Tadius Andi Candra, SE., M.Si., Ak., CA., tersebut diikuti oleh 22 orang. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga terkait pentingnya digitalisasi dalam pengelolaan sampah, mulai dari pencatatan transaksi, klasifikasi jenis sampah, hingga pelaporan yang transparan dan akuntabel.
“Digitalisasi menjadi langkah strategis untuk mengurangi kesalahan pencatatan manual dan meningkatkan kepercayaan warga, karena lebih transparan dan akuntabel,” jelas Endang Sri Utami.
Endang menambahkan bahwa pihaknya mendorong warga untuk dapat mengoptimalkan aplikasi berbasis Android atau Excel secara sederhana. Aplikasi ini dapat membantu pengurus bank sampah dalam mengelola data nasabah, jenis sampah, dan saldo tabungan secara efisien.
“Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan dalam mendukung program pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang lebih tertib, modern, dan ramah lingkungan di wilayah Padukuhan Pasekan Lor,” ungkap Endang.
Yudas Tadius Andi Candra hadir juga sebagai narasumber dalam pelatihan penggunaan aplikasi untuk pencatatan keuangan. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya penerapan pencatatan secara digital yang rapi dan sistematis. Bank sampah bukan hanya soal pengumpulan sampah, tetapi juga tentang manajemen keuangan yang transparan.
Ketua Bank Sampah Sewagati, Sri Aningsih mengungkapkan Bank Sampah Sewagati baru berdiri selama lima bulan dan pencatatan keuangan selama ini masih dilakukan secara manual.
“Pelatihan ini merupakan pelatihan pertama yang diikuti oleh seluruh pengurus Bank Sampah Sewagati, semoga kami bisa menerapkan dan mengoptimalkan digitalisasi pencatatan menjadi lebih terstruktur, rapi, dan transparan,” terang Sri Aningsih.
Sara Sopiyana sebagai pengurus Bank Sampah Sewagati mengaku pelatihan tersebut sangat membuka wawasan. Pengelolaan sampah ternyata bisa dilakukan secara modern dan tidak rumit.
“Saya jadi lebih semangat untuk ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan mencatat tabungan sampah saya sendiri," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut diberikan juga bantuan peralatan dan perlengkapan seperti timbangan digital, sarung tangan, dan cat minyak.