Dosen Psikologi UMBY Ajak Lansia Temukan Bahagia Lewat Art Therapy
30 Oct 2025
53
by Fitriana Fitriana

Dosen Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Kali ini melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dengan tajuk “Psikoedukasi Kesehatan Mental Lansia Menuju Optimum Aging”.

Kegiatan ini menyasar 25 anggota Paguyuban Koperasi Batik Senopati Yogyakarta. Komunitas ini berisi perempuan senior eks-pengusaha batik yang kini berfokus menjaga kebersamaan dan kesejahteraan sosial di masa pensiun mereka.

Program ini dipimpin oleh Malida Fatimah, S.Psi., M.Cons., bersama tim dosen psikologi UMBY, Dr. Sri Muliati Abdullah, S.Psi., M.A., Psikolog, dan Narastri Insan Utami, S.Psi., M.Psi., dengan dibantu mahasiswa dari Fakultas Psikologi UMBY yaitu Alifah Salsabila Putri Faizurrahman, Rahma Hidayanti, dan Gabriel Alexandro Sangkai.

“Program yang kami kemas ini mengajak para lansia untuk menemukan kembali kebahagiaan dan makna hidup melalui pendekatan Art Therapy. Pendekatan ini memadukan kegiatan melukis, menari, dan menyanyi sebagai media ekspresi dan penyembuhan diri,” ungkap Malida.

Kegiatan pada Selasa, 7 Oktober 2025 berlangsung di Koperasi Batik Senopati, Yogyakarta dengan menghadirkan Fanny Fauzy Hannifuniam, S.Psi., M.Psi., Psikolog, sebagai trainer dan fasilitator utama yang memandu sesi Art Therapy dengan pendekatan empatik dan penuh kehangatan.

Fanny Fauzy menjelaskan melalui art therapy, para lansia diajak mengenal kembali kebahagiaan sederhana dan kekuatan positif dalam diri. Sesi terapi seni melukis mengajak peserta menyalurkan perasaan dan kenangan masa lalu lewat gambar pemandangan gunung dan sawah, simbol masa kecil yang membawa nostalgia dan kehangatan emosional.

Selanjutnya sesi Tari Gembira, peserta bergerak mengikuti irama lagu kenangan seperti “Andai Aku Bisa” dan “Kisah Kasih di Sekolah”.

“Gerakan sederhana ini tidak hanya menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga memperkuat koneksi sosial dan menghadirkan tawa lepas di antara peserta,” ungkap Fanny Fauzy.

Kemudian, pada terapi musik “Melodi Memori”, mengajak peserta bernostalgia melalui lagu-lagu lawas. Lagu menjadi jembatan yang menghidupkan kembali memori masa muda dan menumbuhkan perasaan bahagia.

“Refleksi emosional yang kami ciptakan ini diharapkan mampu membuat peserta memanggil kembali kenangan indahnya untuk dijadikan sumber kekuatan positif, bukan kesedihan,” jelas Fanny Fauzy.

Fanny Fauzy, menambahkan melalui seni, lansia dapat mengekspresikan hal-hal yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata. Setiap warna, gerak, dan nada menjadi bahasa jiwa yang menyembuhkan.

Pendekatan psikoedukatif yang diusung tim pengabdian UMBY bukan hanya bertujuan mengedukasi, tetapi juga memberi efek terapeutik bagi peserta.

“Melalui seni dan gerak, lansia belajar mengekspresikan diri, mengelola emosi, dan memperkuat rasa percaya diri sebagai fondasi penting untuk mencapai optimum aging,” jelas Maulida.

Sementara itu, Dr. Sri Muliati Abdullah, S.Psi., M.A., Psikolog, menegaskan pentingnya kesejahteraan psikologis dalam proses penuaan.

“Penuaan yang sukses tidak cukup hanya menjaga tubuh tetap sehat, tetapi juga bagaimana seseorang tetap merasa berdaya, terhubung, dan bahagia di usia senja,” urai Sri Muliati.

Tak hanya meninggalkan kesan mendalam bagi para penyelenggara, kegiatan ini juga mendapat respons positif dari peserta.

“Saya merasa mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang psikologi dan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya sangat berharap bisa mengikuti pelatihan lanjutan di masa yang akan datang,” ungkap Listiatie, salah satu peserta dengan penuh antusias.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen UMBY dalam mengimplementasikan ilmu psikologi untuk pemberdayaan masyarakat, khususnya kelompok lansia yang sering terabaikan dalam isu kesehatan mental. Melalui pendekatan yang humanis dan kreatif, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi program serupa di berbagai daerah lain.

“Menjadi tua adalah proses alami, tetapi menjadi tua dengan bahagia adalah pilihan, pilihan yang dimulai dari kesadaran, dukungan, dan cinta dari sesame,” pungkas Maulida.