Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) ikut mengoptimalkan keberadaan desa wisata yang berada di Dusun Sempu, Desa Wonokerto, Turi, Sleman, DIY. Hal ini dilakukan sebagai wujud tanggungjawagnya mengembangkan pariwisata di wilayah Yogyakarta.
“Desa Wonokerto Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman memiliki banyak potensi untuk dikembangkan. Seperti, obyek wisata yang menjadi favorit yaitu Wahana Tubing, menyusuri jalur sungai Krasak (tracking), outbound, wahana edukasi dan kuliner, berupa olahan salak yang bervariasi,” kata Sutoro, ketua Kelompok 11 KKN PPM UMBY Desa Sempu kepada TIMES Indonesia, Rabu (14/8/2019).
Sutoro mengerangkan Yogyakarta menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan, baik Indonesia maupun mancanegara. Ada banyak alternatif wisata yang bisa dinikmati oleh para traveler. Mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, dan desa wisata.
Saat ini, Desa Wisata Sempu sudah mulai mengembangakan dengan membuka tempat wisata yaitu dengan nama Eksotika Krasak Jolontoro (EKJ).
Obyek EKJ resmi didirikan 11 November 2017 dibentuk dari beberapa warga yang akhirnya menjadi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang dibina oleh Herman Sudarmanto (Ketua), Widodo (Sekretaris Desa) dan Teguh Waluyo (Koordinator Umum) yang sudah beberapa kali mengantongi kejuaraan-kejuaraan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman
Desa wisata ini mengagendakan wisata alam, susur sungai dan edukasi. Dengan alam yang masih asli, berhawa sejuk serta didukung aliran sungai krasak yang jernih maka masyarakat di Dusun Sempu ini membuka wisata alam, wisata susur sungai dengan menaiki ban dalam bekas truk.
Nah, oleh karena itu banyak sekali wisatawan, baik wisatawan daerah, luar daerah atau manca negara datang untuk mencoba seberapa besar tantangan susur sungai dengan menaiki ban dalam.
Namun kendalanya, pengembangan desa wisata masih belum dimaksimalkan yang menyebabkan belum banyaknya orang yang tahu tentang keberadaan desa wisata ini.
Ada beberapa aspek yang perlu dikembangakan misalnya media promosi, sumber daya manusia dan manajemen pengolahan wisatanya.
Berdasarkan permasalahan tersebut Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Program Pengabdian Masyarakat (KKN PPM) UMBY kelompok 11 tertantang untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
Sebanyak 10 mahasiswa dari Fakultas Psikologi bertekad untuk mengembangkan potensi wisata desa tersebut yang seharusnya desa wisata tersebut sudah memiliki konsep dan manajemen yang baik.
Melalui program tersebut mahasiswa melatih para SDM termasuk pemandu wisata dan pengelola untuk memiliki kemampuan soft skill yang baik dimana hal ini akan membantu mereka dalam mengembangkan desa wisatanya.
Seorang tokoh Desa Wisata Dusun Sempu, Teguh mengatakan, desanya miliki banyak potensiny, mulai dari alam, budaya dan kulinernya. Dirinya mengakui bahwa pengembangannya masih kurang termasuk bagaimana cara mempromosikannya.
“Kami juga kesulitan mencari cara bagaimana memaksimalkan setiap potensi yang ada, agar nantinya desa wisata ini menjadi tempat wisata yang dikenal banyak orang,” tutur Teguh
Nah, agar desa ini terus dikenal publik, sejak Kamis (8/8/2019) Tim PPM UMBY membuat sebuah program unik yaitu punya gawe, sebuah flashmob tarian Badui. Tarian ini merupakan salah satu tarian khas daerah yang sudah menjadi identitas desa, untuk mempromosikan Desa Sempu sebagai desa wisata kaya budaya dan komoditas alam.
Tarian Badui mengartikan tarian wujud rasa syukur kepada sang pencipta atas alam, kesenian, beladiri dengan gerakan yang lincah dan luwes untuk membawa orang disekitarnya terbawa emosi untuk mengikuti gerakannya. Kegiatan flashmob ini dibuat yang bertujuan sebagai media promosi.
Kegiatan ini diadakan di persimpangan jalan desa yang awalnya hanya beberapa orang saja yang menari namun berangsur warga setempat ikut bergabung dan menari menjadi satu. Hal ini memiliki makna filosofis yaitu warga desa sangat mencintai akan budayanya dan mampu hidup damai berdampingan satu sama lainnya.
Banyak warga yang terlibat kurang lebih 300 warga, acara juga dihadiri oleh Anggota DPRD Sleman yaitu Raudi Akmal yang dengan semangat membaur menari bersama dengan warga (dari anak-anak sampai dewasa umur sekitar 70 tahunan) dan orang melewati jalur jalan itu menyempatkan berhenti sejenak melihat budaya daerah Sempu yaitu Tarian Badui.
“Kami berharap dapat membantu dalam pengembangan potensi desa wisata, baik dari segi SDM, promosi dan manajemen, sehingga pengelola wisata dan pemandu wisata memiliki kemampuan yang lebih kompeten dalam menjalankan setiap aktivitas dalam hal pariwisata. Semoga semakin banyak orang yang tau dan tertarik untuk berwisata di Desa Wisata Sempu Sleman,” terang Sutoro, mahasiswa UMBY yang ikut mengoptimalkan Desa Wisata Sempu ini