Peringati Hari Anak Nasional, PkM Psikologi UMBY Gelar Psikoedukasi Positive Parenting di MI Ma’arif Sokorini
05 Aug 2025
52
by Fitriana Fitriana

Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, Program Studi Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) bekerja sama dengan Tim Capung Indonesia melaksanakan kegiatan psikoedukasi bertema “Positive Parenting” bagi orang tua siswa kelas 1 di MI Ma’arif Sokorini, Muntilan, Magelang. Psikoedukasi ini dipimpin oleh Luthfi Noor Aini, S.Psi., M.A. dengan anggota Davita Variani, M.Psi., Psikolog. serta mahasiswa yakni Fenisa Olivia Fernanda, Callista Khansa, dan Vinka Rizvany. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 23 Juli 2025 dan disambut dengan antusias oleh 60 peserta yang hadir di ruang serbaguna madrasah tersebut.

Kegiatan dilatarbelakangi oleh pentingnya peningkatan pemahaman orang tua mengenai pola asuh yang sehat dan mendukung perkembangan anak. Luthfi mengungkapan, bahwa berdasarkan observasi dan asesmen awal, banyak orang tua masih menerapkan pola asuh berdasarkan kebiasaan lama yang kurang mempertimbangkan pendekatan ilmiah dan perkembangan zaman. Hal ini dapat berdampak pada tumbuh kembang anak, terutama dalam hal kemampuan sosial, emosional, dan kemandirian. Oleh karena itu, psikoedukasi ini dirancang untuk membekali orang tua dengan konsep dan strategi pengasuhan yang positif dan adaptif.

”Harapannya, orang tua dapat mempraktikkan pengetahuan dari kegiatan psikoedukasi ini dan meningkatkan pola asuh positif sesuai dengan kapasitas mereka,” kata Luthfi.

Dalam pemaparan materinya, Luthfi menyampaikan tentang konsep dasar Positive Parenting mengenai pentingnya pengasuhan penuh kasih sayang dan disiplin tanpa kekerasan, serta cara membangun komunikasi yang efektif dengan anak. Menurut Luthfi, pengasuhan tanpa kekerasan penting karena dapat menciptakan rasa aman dan nyaman secara emosional bagi anak, memperkuat ikatan orang tua dan anak, serta membentuk kepercayaan diri yang sehat sejak dini.

”Anak yang tumbuh dalam lingkungan tanpa kekerasan akan lebih mampu mengenali dan mengelola emosinya, serta memiliki kontrol perilaku yang lebih baik. Komunikasi efektif dengan anak bisa dilakukan dengan cara membangun komunikasi yang hangat sehari-hari, merespon anak dengan penuh empati dan tanpa penghakiman, melibatkan anak dalam kegiatan dan aktivitas disesuaikan dengan tahap pemahaman dan usia anak,” jelasnya.

Peserta juga diberi pemahaman mengenai masa Golden Age (0–6 tahun) oleh Davita Variani, M.Psi. Psikolog, sebagai periode krusial pembentukan otak, karakter, dan kecerdasan anak. Penguatan stimulus di masa golden age akan membantu anak untuk dapat lebih siap dan mantap menuju ke jenjang usia selanjutnya.

”Penguatan stimulus di masa golden age bisa dilakukan dengan cara memberikan anak berbagai pengalaman sensorik, motorik, bahasa, kognitif, dan sosial-emosional secara seimbang, seperti mengajaknya bermain sambil belajar, membacakan buku cerita, bernyanyi bersama, bermain peran, serta menciptakan lingkungan yang aman, hangat, dan penuh kasih sayang,” paparnya.

Selain ceramah interaktif dan tanya jawab, kegiatan juga dilengkapi dengan sesi diskusi terbuka kepada peserta dan lembar aktivitas reflektif untuk melibatkan peserta secara aktif.

Sebelum sesi dimulai, peserta mengikuti pre-test untuk mengukur pemahaman awal mereka mengenai pola asuh positif. Setelah sesi selesai, dilakukan post-test untuk mengetahui peningkatan pengetahuan. Hasilnya menunjukkan perubahan signifikan pada pemahaman peserta, di mana sebagian besar mulai menyadari pentingnya mengasuh anak dengan pendekatan yang lebih menekankan keterbukaan, kehangatan dan komunikatif.

Kegiatan ini menjadi istimewa karena bertepatan dengan perayaan Hari Anak Nasional, yang mengangkat tema perlindungan dan pemenuhan hak anak. Momentum ini dimanfaatkan untuk menguatkan pesan bahwa keluarga, khususnya orang tua, memegang peran utama dalam menciptakan lingkungan yang aman, penuh cinta, dan mendukung pertumbuhan anak secara optimal.

Kerja sama antara pihak madrasah, tim dosen, dan Tim Capung Indonesia menjadikan acara ini berjalan lancar dan berdampak nyata bagi peserta. Sebagai bagian dari kegiatan, tim juga membagikan ringkasan materi tentang pola asuh positif, dalam bentuk digital. Materi tersebut dirancang agar mudah dipahami dan dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya media visual ini, diharapkan para orang tua tetap dapat mengakses informasi penting meski di luar sesi pelatihan, serta menjadi alat bantu yang mendorong praktik pengasuhan yang lebih konsisten dan sadar.

Nurjanah, S.Pd., M.Pd selaku Kepala MI Ma’arif Sokorini mengungkapkan rasa terima kasih atas atensi yang diberikan khususnya di MI Ma’arif Sokorini yang cukup jauh dari pusat kota.

”Kegiatan parenting ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dengan mengajak keterlibatan orang tua mengenai bagaimana memberikan pola asuh yang positif. Harapan kami, dengan adanya dukungan dan pengetahuan orang tua mengenai pola asuh positif, anak-anak tumbuh dalam keluarga yang lebih aman dan penuh kehangatan, sehingga nantinya berpengaruh terhadap kenaikan prestasi akademiknya,” tuturnya.

Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal menuju pengasuhan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan. Tim pelaksana berencana menjalin sinergi lanjutan dengan pihak sekolah dan komunitas lokal untuk membentuk wadah belajar parenting bersama, sehingga dukungan terhadap tumbuh kembang anak terus berlanjut dalam lingkungan sekolah dan keluarga.