KKN UMBY Adakan Psikoedukasi Kesehatan Mental dan Kesehatan Reproduksi di SMP N 3 Pakis
24 Aug 2022
75
by Admin Demo

Pengetahuan tentang kesehatan mental dan reproduksi menjadi persoalan yang penting untuk diketahui oleh setiap orang dari berbagai kalangan terutama oleh remaja. Angka kasus pernikahan ditahun 2019 mencapai 672 kasus. Di  tahun 2020 meningkat menjadi 11.301 kasus. Dan pada tahun 2021 di Jawa Tengah bahkan mencapai 11.686 kasus. Dari data tersebut dapat disimpulkan, bahwa pernikahan di usia dini meningkat dari tahun ke tahun sehingga pemerintah provinsi Jawa Tengah telah menekankan peraturan untuk mengatasi peningkatan.

Untuk mendukung gerakan dari pemerintah provinsi Jawa Tengah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Program Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Reguler kelompok 51 turut andil dengan memberikan psikoedukasi kesehatan mental dan kesehatan reproduksi seksual di SMP Negeri 3 Pakis. Rabu (10/08/2022)

Acara ini diikuti oleh siswa kelas 8 SMP Negeri 3 Pakis dan dimulai dengan presentasi materi tentang kesehatan mental, role play, ice breaking, diskusi tanya jawab, presentasi materi tentang kesehatan reproduksi seksual. Antusisas positif dari anak – anak terlihat dari keterlibatan mereka dalam melakukan role play atau bermain peran sebagai implementasi kesehatan mental.

Kristina Ina Kaka selaku ketua kelompok 51 menyampaikan bahwa tujuan dari  program kerja ini dalam upaya menurunkan intensitas pernikahan usia dini, serta untuk memberikan pemahaman kepada remaja dalam mengurangi stigma negatif yang beredar di masyarakat setempat tentang kesehatan mental.

“Kami memberikan edukasi kesehatan mental dan kesehatan reproduksi seksual seperti contoh gangguan kesehatan mental, dampak dan bahaya pernikahan dini, serta  bagaimana cara mencegah perkawinan diusia dini,” ujarnya

Seperti yang telah disampaikan oleh Fitria Esti Wardani, S.Pd selaku guru BK SMP Negeri 3 Pakis, beberapa murid memiliki tingkah laku yang unik seperti siswa yang mencari attention dengan pura-pura pingsan, kerasukan, bahkan ada siswa yang sengaja memakai seragam yang berbeda untuk mendapatkan perhatian.

“Setelah pihak sekolah mencari tahu tentang apa penyebabnya ternyata dari tingkah laku siswa yang unik tersebut,  rupanya bebrapa siswa mendapatkan perlakuan yang kurang baik di rumah” ujarnya.

Fitria Esti Wardani, S.Pd menambahkan bahwa semoga dengan adanya psikoedukasi yang diberikan oleh KKN UMBY, dapat menambah wawasan dan pemahaman siswa siswi terkait kesehatan reproduksi seksual agar menurunkan intensitas pernikahan dini.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN-PPM Kelompok 51 UMBY, Dr. Ir. F. Didiet Heru Swasono, M.P. mendukung program kerja mahasiswa binaannya.

"Faktual hasil beberapa studi memberikan simpulan bahwa anak yang dipaksa nikah muda berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mental, di antaranya berwujud gangguan kecemasan, stres, atau depresi. Lebih jauh terungkap bahwa pernikahan usia dini berdampak tidak baik bagi kesehatan ibu dan anak, sementara dalam prespektif ekonomi-pun pasangan pernikahan usia dini cenderung belum ada kesiapan. Oleh sebab itu inisiasi pemahaman tentang pencegahan pernikahan usia dini bagi masyarakat sangat diperlukan," tutur Didiet.