Oleh Arie Purwanto, M.Sc
Dosen Pendidikan Matematika UMBY
Berapa banyak yang positif? Berapa lama pula masa pandemi ini akan berakhir? Dua pertanyaan klasik yang diutarakan oleh para ilmuwan dalam menghadapi kejadian luar biasa pandemi COVID-19. Berbagai model diangkat, berbagai metode digulirkan, berbagai hasil dipaparkan dalam banyak macam media. Ada yang bilang ribuan saja, puluhan ribu, hingga ratusan ribu masing-masing punya masa yang berbeda-beda. Mungkin khalayak bertanya, karya siapa gerangan yang dapat dengan tepat memprediksi kejadian ini? Mungkin untuk saat ini tidak satupun ilmuwan yang mau mengacungkan jarinya untuk mengklaim karyanya yang terbaik. Bukan lempar batu sembunyi tangan, gigih dan gagahnya para ilmuan dalam memprediksi kejadian ini sungguh luar biasa.
Membangun persamaan matematika dengan kejadian yang masih belum usai belalu bukan perkara yang enteng. Belum juga bertemu dengan para pembaca yang hanya dibekali dua pilihan keilmuan, yang ini benar dan yang itu salah tanpa memikirkan proses benar dan salah atas keilmuannya.
Dosen Pendidikan Matematika Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Arie Purwanto, M.Sc mengungkapkan “Model matematika dan statistika secara khusus, dibangun untuk membawa kejadian real dalam bentuk persamaan matematika. Banyak tujuan berarti dalam setiap model yang dibangun. Khusus model-model yang diangkat selama pandemi COVID-19 seperti model-model regresi, stokastik, differensial, dan lainnya pada hakikatnya hanya ingin memprediksikan apa yang akan kita hadapi kedepan,” Tutur Arie.
Prevensi berdasar dibutuhkan untuk membendung kejadian-kejadian yang tidak diinginkan di masa yang akan datang. Bukan lancang mendahului takdir Sang Khalik, karena ilmuwan juga tahu sendi batas kelimuannya. Sedikit pandangan menarik dikemukakan oleh George E. P. Box seorang pemikir besar dibidang statistik dan digunakan model-model ilmiah pada umummnya bahwa “All models are worng, but some are useful”. Berdasarkan aforisme tersebut sekiranya dapat dipahami bahwa model yang dibangun hanyalah bentuk perkiraan atas kejadian yang dimodelkan. Tidak ada model yang benar-benar tepat dan tegas menunjukkan kebenaran atas suatu. Namun demikan, adanya usaha dan upaya dalam menyusun metodologi, baik gagasan, asumsi-asumsi, dan ukuran kebaikan model sekiranya dapat meningkatkan keabsahan model sehingga dapat berguna.
“Yang jelas dari seluruh karya para ilmuwan khususnya pemodelan COVID-19 baik secara tersirat ataupun tersurat menyatakan bahwa harus ada tindakan preventif untuk mengurangi penyebaran,” Tutur Arie.
Indonesia adalah negara besar yang lahir dari semangat persatuan dan perjuangan para pendiri bangsa yakni rakyat Indonesia. Semoga semangat itu tetap ada, walau dalam bentuk kecil yang nampak sederhana, menjaga diri dan sesama, untuk bangsa Indonesia. Semangat merdeka para pejuang COVID-19 seluruh rakyat Indonesia.