Dosen Agroindustri UMBY Dampingi Kelompok Ternak Kembangkan Ayam Aka Raja
27 Aug 2025
101
by Fitriana Fitriana

Beberapa dosen Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bekerjasama dengan Koperasi Cindelaras Tumangkar dan Kelompok Ternak Pitik Jowo. Adapun tim PPM dari Prodi Peternakan yaitu Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M.Si., (Ketua) dengan anggota Ir. Lukman Amin, M.P., Ir. Niken Astuti, M.P., Ir. FX Suwarta, M.P., dan Prof. Dr. Ir. Chatarina Lilis Suryani, S.TP., M.P., dari prodi Teknologi Hasil Pertanian.

Sri Hartati menjelaskan tujuan PPM ini untuk mengembangkan Ayam Aka Raja di Kelompok Ternak Pitik Jowo, yang beralamat di Puluhan, Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Ayam Aka Raja merupakan ayam kampung unggul hasil pengembangan oleh Malaysian Agricultural Research and Development Institute (MARDI). Ayam Aka Raja dipilih karena mempunyai pertumbuhan lebih cepat dan ukuran badannnya mencapai 1,5 lebih berat dari ayam kampung lokal.

PPM ini diawali dengan melaksanakan studi banding terkait pengelolaan Ayam Aka Raja di Peternakan  milik  Iriyanto, di wilayah  Balak, Cawas, Klaten pada Rabu, 30 Juli 2025. Koordinator studi banding, Ir. Lukman Amin, M.P., menerangkan studi banding yang dilakukan untuk menumbuhkan motivasi sekaligus untuk mengenal keunggulan Ayam Aka Raja secara langsung, kemudian memahami teknik pemeliharaan dan teknologi penetasan.

Dalam studi banding tersebut, Iriyanto memberikan perbandingan antara pengelolaan ayam kampung dan ayam Aka Raja. Menurut Iriyanto, ayam Aka Raja memiliki ukuran berat badan jauh lebih besar dibanding ayam kampung, misalnya ayam pejantan dapat mencapai 4kg sedangkan betina 3,5kg.

“Pertumbuhan Ayam Aka Raja lebih cepat dan kemampuan produksi telur Ayam Aka Raja relatif baik dibanding Ayam Kampung, hal ini karena adanya seleksi dan persilangan, sehingga diperoleh ayam yang lebih unggul,” ungkap Iriyanto.

Usai studi banding, tim PPM menggelar pelatihan peningkatan produktivitas Ayam Kampung di  kelompok Pitik Jowo pada hari Senin tanggal 18 Agustus 2025 di  Pendopo Kelompok. Dalam pelatihan tersebut Lukman Amin menekankan agar peternak menghindari adanya kawin sekerabat (in-breeding) dan melakukan seleksi yaitu memilih induk yang berkualitas bagus. Dicontohkan, sifat yang dapat menurun dari induk ayam ke keturunannya diantaranya  induk ayam yang produksi telurnya tinggi, sifat mengeram yang baik dan warna bulu hitam atau putih.

Selanjutnya Ir. FX Suwarta, M.P., menambahkan pengembangan Ayam Kampung melalui seleksi dan persilangan dengan Ayam Aka Raja untuk meningkatkan bobot Ayam Kampung yang ukurannya relatif kecil sehingga diharapkan meningkatkan nilai jualnya dan dapat memperpendek umur jual sehingga akan berdampak pada konsumsi pakan yang lebih sedikit.

Sedangkan menurut Sri Hartati, pelatihan yang berkaitan dengan pakan difokuskan pada peningkatan keterampilan menyediakan pakan sumber energi dan protein. Pakan sumber energi yang potensial di pedesaan diantaranya adalah bekatul, ketela pohon, sedang sumber protein dapat digunakan azzola dan maggot.

“Penggunaan azzola saja sebagai sumber protein nabati pada pakan ayam belum cukup, tetapi harus ditambah sumber protein hewani yang dapat diperoleh dari serangga, bekicot, dan juga maggot,” tegas Sri Hartati.

Pada kesempatan tersebut, kelompok ternak juga diajarkan budidaya maggot oleh Ir. Niken Astuti, MP. Niken memaparkan budidaya maggot dapat dilakukan secara mudah yakni menggunakan teknologi ember tumpuk dengan bahan sisa buah-buahan dan limbah dapur. Adapun caranya ember bagian atas untuk mengembangkan maggot dan ember bawah untuk menampung cairan yang berfungsi sebagai pupuk organik cair. Pada ember bagian atas, sisi atas dan alasnya dilubangi dan diisi dengan sisa buah-buahan atau sayuran sehingga akan dapat mengundang lalat hitam penghasil maggot. Setelah jangka 10-15 hari, telur lalat hitam akan menetas dan setelah satu bulan sudah dapat dihasilkan maggot untuk pakan ayam kampung.

Kurniawan, S.H., selaku manager Koperasi Cindelaras Tumangkar menyatakan bahwa koperasi  yang sebagian anggotanya berprofesi sebagai peternak Ayam Kampung selalu membutuhkan mitra kerja dari berbagai pihak.

“Kami menyambut baik untuk kerjasama pemberdayaan yang telah dilakukan oleh tim PPM UMBY guna meningkatkan pengetahuan sehingga dapat mengikuti kemajuan teknologi yang diterapkan pada bidang peternakan,” ujar Kurniawan.

Sementara itu, Ketua kelompok Pitik Jowo, Alex Murjiman mengungkapkan Kelompok Ternak Pitik Jowo  dirintis sejak pandemi Covid-19 sebagai upaya mempertahankan ekonomi keluarga.

“Kami memilih ternak ayam kampung karena modalnya tidak terlalu besar, siklusnya pendek, mudah diuangkan dan dapat dikerjakan sebagai pekerjaan sambilan,” urai Murjiman.

Dalam pelatihan tersebut, tim PPM UMBY menyerahkan 10 pejantan Ayam Aka Raja dan 120 anak Ayam Aka Raja guna dikembangbiakan di kelompok tersebut.