Angkat Potensi Lokal, Dosen UMBY Dampingi PKK Kenteng Buat Sabun dan Balsam
27 Aug 2025
101
by Farida Dian Farida Dian

Setiap daerah memiliki potensi lokal yang bisa dioptimalkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melihat peluang tersebut di wilayah Padukuhan Kenteng, Kalurahan Wiladeg, Kapanewon Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Wilayah tersebut memiliki bahan lokal alami yang dapat diolah sehingga diharapkan meningkatkan kesejahteraan.

Pengabdian ini merupakan hasil kolaborasi antara dosen UMBY dengan Universitas Tabanan, Bali serta kelompok PKK Padukuhan Kenteng. Tim diketuai oleh Ika Wulandari, SE., MM., CAP., CTT., (UMBY) dengan Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak., CA., (UMBY) serta Dr. I Gusti Ayu Lia Yasmita, ST, SE., M.Si., (Universitas Tabanan).

Tim PkM memberikan pelatihan pembuatan sabun dari minyak kelapa dan balsam dari bahan-bahan alami kepada kelompok PKK Padukuhan Kenteng, pada Minggu, 24 Agustus 2025. Berlangsung di Balai Padukuhan Kenteng, sebanyak 35 peserta dan Kepala Dukuh, Rudi Setiawan pun turut hadir dan nampak antusias mengikutinya. “Harapannya setelah pelatihan ini, ilmu yang didapatkan dapat diimplementasikan dan ditularkan pada seluruh masyarakat di padukuhan Kenteng,” kata Rudi dalam sambutannya.

Ika Wulandari menuturkan pelatihan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan keterampilan praktis dalam pengolahan produk rumah tangga berbasis potensi lokal yakni dari bahan alami yang mudah diperoleh di lingkungan sekitar, sekaligus mendorong munculnya potensi kewirausahaan di kalangan ibu-ibu rumah tangga ataupun pengembangan usaha mikro berbasis komunitas.

“Potensi lokal seperti tanaman kelapa bisa dibuat menjadi produk bernilai tinggi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” terang Ika.

Memperkuat pernyataan Ika, menurut Lia Yasmita peningkatan perekonomian di masyarakat  dapat dicapai dengan penerapan strategi pemasaran yang tepat agar produk mudah diterima. Strategi pemasaran yang efektif dimulai dengan mengutamakan kualitas dan keunikan produk, seperti menggunakan bahan alami dan ramah lingkungan yang saat ini diminati konsumen.

“Era digital saat ini harus manfaatkan media sosial dan promosi dari mulut ke mulut untuk memperluas jangkauan secara organik. Terakhir, lakukan kemasan menarik dan harga terjangkau agar produk mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat,” ungkap Lia.

Kelompok PKK mengikuti praktik pembuatan sabun dan balsam secara langsung, mulai dari persiapan peralatan, mencampur bahan, mencetak sabun, dan mengemas balsam dipandu oleh Ika Wulandari selaku Ketua Pengabdi dibantu dengan mahasiswa UMBY. Bahan alami yang digunakan dalam pelatihan adalah minyak kelapa dan minyak serai yang mudah dijumpai. Alasan membuat produk sabun dan balsam adalah karena saat ini masyarakat sudah mulai sadar untuk menggunakan produk berbahan alami.

Dalam proses pembuatan produk sabun dan balsam, peserta wajib memperhatikan aspek keselamatan kerja dengan menggunakan sarung tangan dan masker untuk melindungi diri dari bahan yang berpotensi berbahaya.

Selama pelatihan pembuatan sabun dan balsam, terdapat beberapa kendala yang dihadapi peserta, seperti kurangnya pemahaman terhadap langkah-langkah pembuatan dan keterbatasan peralatan. Untuk mengatasi hal tersebut, instruktur memberikan penjelasan ulang secara langsung, membimbing peserta saat praktik, serta memberikan modul pelatihan.

Para peserta sangat antusias dan berharap kegiatan serupa dapat dilanjutkan dengan materi yang lebih beragam.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan kami. Harapan kami, setelah ini para ibu-ibu di Padukuhan Kenteng bisa memproduksi sendiri dan menjual produk yang bernilai ekonomi, entah besok akan terealisasi secara mandiri ataupun melalui kelompok PKK,” ujar Suismiyati, Ketua PKK Padukuhan Kenteng.

Senada dengan itu, Zumiatun, salah satu peserta pelatihan, mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan ini.

“Baru pertama kali kami mendapatkan pelatihan membuat sabun sendiri dari minyak kelapa dan balsam berbahan alami. Bahannya mudah didapat, caranya juga tidak terlalu sulit. Semoga bisa kami kembangkan jadi usaha,” katanya.

Kegiatan pelatihan ditutup dengan penyerahan simbolis hasil produk yang telah dibuat bersama, peralatan untuk membuat balsam dan sabun serta mesin pemarut kelapa.