Mengingat meningkatnya kasus penyebaran virus lato-lato dan antraks, kelompok 8 Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta (KKN PPM UMBY) melaksanakan edukasi kepada para pemilik ternak di Padukuhan Kauman, Dadapayu, Kec. Semanu, Kab. Gunung Kidul. Kelompok 8 memulai melaksanakan program kerja edukasi dalam lingkup peternakan pada Senin (07/08/2023).
Kegiatan ini dilakukan 4 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan disalah satu rumah warga di RT 03, Suwarman dengan jumlah 18 peserta. Pertemuan kedua dilaksanakan disalah satu warga RT 02, Triyanto, dengan jumlah 15 peserta. Pada pertemuan ketiga dilaksanakan disalah satu rumah warga di RT 01, Supadi, dengan jumlah 21 peserta. Pada pertemuan terakhir dilaksanakan juga di rumah salah satu warga di RT 04, Selamet, dengan jumlah 34 peserta.
Data yang didapat dari Tolu Riyanto, Dukuh Kauman menunjukkan bahwa jumlah ternak sapi yang dimiliki warga Kauman sekitar 23 sapi. Maka dari itu, kegiatan edukasi antraks dan lato-lato pun berlangsung pada pertemuan rutin yang diadakan setiap RT dari 4 RT yang ada di Padukuhan Kauman agar pelaksanaan edukasi merata pada warga yang memiliki ternak. Sosialisasi diikuti oleh 30 orang dan beberapa tokoh masyarakat juga turut hadir diantaranya dari Ketua Karang Taruna, Ketua Kelompok tani, Kepala Dukuh, ketua LPMP (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Padukuhan), ketua RW, juga Ketua RT.
“Kami ingin masyarakat khususnya peternak di Dusun Kauman ini memahami pentingnya merawat ternak dari memperhatikan pakan hingga cek rutin kesehatan ternak. Seringnya penyakit antraks dan lato-lato muncul karena ternak tidak terawat dan kesehatan ternak terabaikan,” ungkap ketua KKN 8 Anas Firmansyah.
Pada kesempatan tersebut Dian Novita Sari, ketua pelaksana sosialisasi sekaligus pemateri menjelaskan informasi terkait penyakit antraks dan lato-lato, termasuk gejalanya serta pencegahan penyakit antraks dan lato-lato. Penyakit antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis yang bersifat spora, dan penyakit ini penularannya sangatlah cepat, baik antar hewan maupun hewan dan manusia. Gejala antraks diantaranya nafsu makan ternak hilang, ternak gelisah saat mengunyah, mukosa mulut terdapat bercak-bercak antraks kronis, lidah bengkak kebiruan, lidah nampak keluar dari mulut, terdapat luka lokal di lidah dan nafas nampak terengah-engah. Adapun pencegahanya dengan menjaga pola kesehatan ternak, baik itu tubuh ternak, lingkungan kandang, kualitas pakan, selalu memantau kondisi ternak di setiap saat.
Penyakit LSD ((Lumpy Skin Disease) atau biasa disebut Lato-Lato merupakan penyakit yang ditularkan oleh vektor serangga atau antropoda walaupun mekanismenya belum jelas, penyakit ini memiliki gejala infeksi pada kulit yaitu nodul-nodul, demam, nafsu makan menurun sehingga mengakibatkan tubuh ternak menjadi kuras, cara pencegahannya adalah dengan cara vaksinasi dan menjaga kebersihan kandang serta menjaga pola makan pada ternak.
Kepala Dukuh Kauman, Tolu Riyanto menyampaikan bahwa sosialisasi ini sangat menambah wawasan peternak di Padukuhan Kauman karena memang mayoritas penduduk memiliki sapi ternak. “Kami mendapatkan wawasan baru sehingga kami akan lebih waspada karena akhir-akhir ini kasus antraks dan lato-lato meningkat, kami akan memperhatikan pakan dan rutin mengecek kesehatan ternak,” ungkap Tolu.
“Edukasi ini dapat memberikan informasi penting kepada warga yang kurang memiliki pengetahuan. Disamping itu, kegiatan ini diharapkan mampu dorongan generasi muda untuk terus memberikan hal-hal positif kepada masyarakat sekitar,” ungkap Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN 8, Dody Tri Iwandana, S. Pd., M.Or., AIFO.