Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Univeritas Mercu Buana Yogyakarta, Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si dan M Wahyu Kuncoro, M.Si serta lima mahasiswa memberikan penyuluhan tentang pentingnya kembali pada nilai-nilai kearifan Minggu, 20 Agustus 2017 di Balai Desa Sumbersari Sleman. Pendampingan di berikan kepada Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) “Mugi Waras” dan Jam Belajar Masyarakat (JBM) “Budi Utomo”. Jumlah anggota keluarga lansia ada 55 keluarga yang didampingi 15 kader Bina Keluarga Lansia, dan jumlah anak kelas 3-5 SD yang mengikuti Jam Belajar Masyarakat “Budi Utomo” sebanyak 32 anak.
Berdasarkan pengamatan, anak-anak di dusun Blendung belum memanfaatkan halaman yang luas tersebut untuk bermain apalagi permainan tradisional seperti gobag sodor, cublak cublak suweng, dan engklek. Pola permainan anak mulai bergeser pada pola permainan di dalam rumah, diantaranya yang banyak dilakukan adalah menonton tayangan televisi dan permainan lewat games station atau komputer.
Pada saat ini, media massa yang serba canggih, dan kemajuan teknologi yang sangat pesat, merupakan nara sumber informasi yang lebih sarat bagi anak dibandingkan informasi yang diperoleh dari orang tua atau gurunya. Melalui acara televisi dari berbagai saluran, video, parabola bahkan sekarang permainan-permainan (game) dapat dengan mudah diupload melalui internet, maka masuknya informasi kepada anak sulit dibendung dan dibatasi. Salah satu cara untuk dapat menghindari dampak negatif dari berbagai informasi tersebut adalah dengan menanamkan kearifan lokal pada anak melalui permainan tradisional. Permainan tradisional ini dapat diberikan dalam bentuk dituturkan oleh orangtua dalam hal ini kakek atau nenek dan diajarkan ke cucu.
“Nilai-nilai kearifan lokal ini sebenarnya sudah diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kepada anak-anaknya. Budaya gotong royong, saling menghormati dan tepa salira merupakan contoh kecil dari kearifan lokal” tutur Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si didampingi oleh M Wahyu Kuncoro, M.Si Rabu (23/7)
Sementara itu, salah satu mahasiswa yang ikut mendampingi kegiatan tersebut, Aditya Syifatu Rachman mengatakan “Sudah selayaknya, kita sebagai generasi muda mencoba untuk menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal yang ada agar tidak hilang ditelan perkembangan jaman”. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengenalkan kearifan lokal melalui permainan tradisional dari nenek kepada cucunya sehingga timbul kesadaran pada nenek dan cucu tentang kearifan lokal yang terdapat dalam permainan tradisional.