Prof Haryono Suyono Lepas Kegiatan KKN UMBY
22 Nov 2017
2401
by Admin Demo

Dalam rangkaian mengenal kegiatan pembangunan di pedesaan yang sedang gencar dilaksanakan oleh pemerintah, utamanya oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, yang dewasa ini dipimpin oleh Menteri Eko Putro Sandjojo. Ketua Umum DNIKS Tantyo Adji Sudharmono dan Ketua Bidang Pengembangan Digital Niken Indra Dhamayanti, serta Staf Ahli Damandiri Dr Mulyono D Prawiro, telah berkesempatan melepas kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya, yang diikuti oleh sekitar 400 mahasiswa Semester tujuh Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Para mahasiswa akan tinggal bersama masyarakat desa selama hampir dua bulan di beberapa desa, antara lain di desa-desa di Kabupaten Kulon Progo untuk membantu masyarakat melakukan usaha pemberdayaan yang mendorong mereka mengentaskan kemiskinan warganya. Gerakan KKN tematik Posdaya itu sekaligus dipadukan dengan kegiatan Baznas yang dipimpin oleh Ketua Umum Prof Dr Bambang Sudibyo MBA mengajak masyarakat menikmati keindahan kewajiban membayar zakat dan memberikan bantuan kepada keluarga dhuafa di seluruh Indonesia.

Upacara pelepasan 400 mahasiswa sebagai bagian dari seri pelepasan sekitar seribu mahasiswa yang diturunkan ke desa dilakukan oleh Ketua LPPM Dr Ir Bayu Kanetro MP yang didampingi oleh Wakil Rektor II Dr Hasim As’ari SE MM mewakili Rektor UMB Ibu Dr Alimatus Sahrah MM MSi yang sedang bertugas ke luar negeri. Upacara singkat itu dihadiri oleh Ketua Umum Baznas Prof Dr Bambang Sudibyo MBA, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan juga mantan Menteri Keuangan, sebagai salah satu pendukung gerakan KKN Mahasiswa yang tetap marak sampai dewasa ini. Hadir pula Ketua Umum DNIKS Tantyo Adji Sudharmono yang memberikan dukungan agar KKN juga memberi perhatian kepada masyarakat disabilitas untuk secara inklusif ikut aktif dalam pembangunan bangsa tanpa harus memisahkan dari warga biasa.

Acara ini diliput oleh TVRI Yogyakarta untuk siaran Plengkung Gading yang disponsori oleh Baznas bekerja sama dengan DNIKS sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran membayar zakat agar diperoleh dana yang cukup untuk ikut serta dalam pemberdayaan warga secara inklusif, termasuk perhatian yang tinggi tidak saja pada keluarga dhuafa tetapi juga keluarga penyandang disabilitas agar makin bisa mandiri dan tidak tergantung pada belas kasihan dari warga lainnya. Kerja sama ini memungkinkan para penyandang disabilitas dan keluarga dhuafa dengan pancingan bantuan seperluanya dapat diberdayakan menjadi keluarga mandiri yang sejahtera.

Pembukaan yang dilakukan oleh Wakil Rektor II sekaligus mendengarkan wejangan Mantan Menko Kesra dan Taskin yang selama duapuluh tahun ini telah menjadi salah satu sponsor untuk kegiatan KKN menerjunkan mahasiswa semester tujuh membangun dan membentuk Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di desa-desa sebagai wahana untuk silaturahmi sekaligus menggalang kerja sama dalam upaya pemberdayaan keluarga di tingkat pedesaan. Penerjunan mahasiswa itu sekarang dikaitkan dengan upaya merangsang masyarakat makin rajin membayar zakat dan hasilnya disumbangkan kepada keluarga dhuafa di desa untuk pemberdayaan usaha-usaha yang berkaitan dengan sasaran SDGs, yaitu sasaran yang intinya untuk pengentasan kemiskinan, mencegah kelaparan, pengembangan pola hidup sehat, peningkatan usaha pendidikan, peningkatan kemampuan ekonomi dan pemeliharaan lingkungan serta kekayaan hayati untuk anak cucu kita.

Setelah pelepasan yang asyik dengan pesan-pesan yang mengena sebagai mahasiswa yang akan bergaul selama lebih dari satu bulan bersama masyarakat, para mahasiswa diajak ke lapangan dan mengenal masyarakat yang akan dikunjungi mereka di desa. Ada kelompok yang sudah memiliki usaha ekonomi sehingga mahasiswa diperkenalkan agar keluarga yang telah memiliki usaha itu makin peduli membayar zakat dan mengajak keluarga miskin ikut serta dalam usahanya sebagai karyawan atau diajak belajar bagaimana mengembangkan suatu usaha ekonomi yang menguntungkan, bukan sekedar kerja keras tetapi kerja cerdas yang mendatangkan untung.

Setelah berbagai demo para mahasiswa di kampus, maka rombongan secara khusus mengadakan peninjauan ke kantor Baznas yang ada di Kabupaten Kulon Progo untuk melihat kegiatan mereka di lapangan menolong keluarga dhuafa. Di kantor itu kita bertemu dengan para penerima manfaat dari dana zakat yang dikumpulkan, termasuk mereka yang hari itu akan menerima bantuan dalam bidang pendidikan dan wirausaha. Anak penerima dana bantuan pendidikan akan mempergunakan dana bantuannya untuk membayar ijazah dan dana bantuan perguruan tingginya. Penerima bantuan wirausaha mendapat bantuan untuk memperluas usaha agar bisa mendapatkan keuntungan yang cukup untuk menopang hidup keluarganya.

Beberapa keluarga peternak menerima hibah modal untuk mengembangkan ribuan itik sebagai modal usaha, yang akhirnya hidup secara mandiri. Kelompok peternak itik menjadi kelompok yang tadinya menerima pembagian zakat menjadi pembayar zakat yang menyantuni penereima zakat lain untuk akhirnya bisa hidup secara mandiri. Akhirnya rombongan pergi ke Desa Giri Peni, Kecamatan Wates, Kulon Progo untuk menyaksikan keluarga desa itu dengan pancingan dana sumbangan dari hasil zakat merangsang keluarga sekitar untuk tergugah dan secara gotong royong membantu keluarga yang ditinggal suaminya hidup dengan anaknya semata wayang. Keluarga itu miskin dan memiliki rumah yang menurut standar se tempat dianggap tidak layak huni.

Baznas Kulon Progo mendapat dorongan dari masyarakat se tempat untuk menyumbang agar rumah itu agar dapat diperbaiki dan menjadi layak huni. Dengan diberikan bantuan sebesar Rp 10 juta akhirnya masyarakat se tempat gotong royong memperbaiki rumah keluarga itu menjadi rumah layak huni dan memakan biaya hampir Rp. 40 juta. Caranya sederhana, keluarga itu difungsikan dan rumahnya dibongkar total selama tiga bulan dirombak menjadi tempat tinggal layak huni. Anaknya dicarikan pekerjaan dan sekarang menjadi pekerja dengan penghasilan cukup untuk membantu ibunya hidup layak di dalam rumah layak huni lengkap dengan halaman Kebun Bergizi dan jamban keluarga yang nyaman. Menurut Bupati Kulon Progo dr H Hasto Wardoyo di SpOG (K), dengan slogan “Bela Kulon Progo Beli Kulon Progo”, gotong royong masyakarat bisa ditegakkan.

Alangkah indahnya kehidupan masyarakat yang bersatu diangkat ke permukaan dan menjadi moto pembangunan dengan dana desa yang dimanfaatkan secara gotong royong bersama keluarga yang lebih mampu.

(Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin RI).