Matching Fund UMBY Dorong Pemasaran UMKM
11 Nov 2022
148
by Admin Demo

Kegiatan Matching Fund Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY)  gelombang 5 ini didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dengan judul “Pengembangan Produk Bakery dan Cookies Berbasis Empon-empon pada UMKM CV. Raharjo Putro (Amelia Bakery dan Cookies)”. Program ini merupakan program penguatan kolaborasi antara Perguruan Tinggi (PT) dengan  dunia usaha dunia industri (DUDI) untuk secara bersama-sama membentuk ekosistem Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).  

UMKM CV. Raharjo Putro beralamat di Jalan Daendeles Karangrejo Rt 017, Rw 009 Karangwuni, Wates, Kulon Progo sebagai mitra terpilih memiliki beberapa unit usaha. Salah satunya adalah Amelia Bakery yang merupakan perusahan yang bergerak di bidang cookies dan bakery.

Kegiatan yang akan dilaksanakan mengacu pada ruang lingkup  adopsi atau difusi, hilirisasi, komersialisasi produk, purwarupa dan kebijakan termasuk mini-plant, teaching factory, teaching industry, untuk memenuhi kebutuhan mitra. Kegiatan ini bersifat multi disiplin yang melibatkan 6 orang dosen UMBY dari berbagai program studi serta didukung 10 orang mahasiswa dari berbagai program studi tersebut.

Tim Matching Fund Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, M.P. dari dosen Teknologi Hasil Pertanian, dengan anggota Dr. Ir. Wisnu Adi Yulianto, M.P. dan Ichlasia Ainul Fitri, S.TP., MSc. dari dosen Teknologi Hasil Pertanian, Dra.Umul  Aiman, M.Si. dari dosen Agroteknologi, Dr.Audita   Nuvriasari, S.E., M.M. dari dosen Ekonomi, dan Mutaqin Akbar, S.Kom., MT., MCE dari dosen Teknik Informatika yang selalu memberi dorongan pada Amelia bakery untuk meningkatkan mutu produk, jumlah produksi dan jumlah penjualan.

Dosen-dosen yang terlibat khususnya ketua pelaksana Prof. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, M.P.  dan beberapa anggota telah berkompeten dalam menjalankan program hibah kompetitif tingkat nasional yang mampu menghasilkan luaran inovasi produk yang telah dipublikasikan di tingkat nasional maupun internasional.

Ketua pelaksana Prof. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, M.P. menjelaskan bahwa kegiatan Matching Fund ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah produksi dengan inovasi produk baru berupa bakery dan cookies herbal serta meningkatkan jumlah penjualan UMKM Amelia bakery.  

Prof. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, M.P. menambahkan, bahwa pada Kamis (10/11/2022) Tim Matching Fund UMBY mengadakan koordinasi pemasaran  ke tempat produksi dan beberapa outlet Amelia bakery di Kulon Progo dan di Bantul.

Kemudian, pada hari Rabu, (26/10/2022) diawali dengan kegiatan penyuluhan  tentang keamanan pangan agar mutu produk terjaga, yang  dihadiri karyawan Amelia bakery di bagian proses produksi dan pemasaran, serta mahasiswa UMBY.

Pada topik keamanan pangan menghadirkan narasumber dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Yogyakarta, Ani Fatimah Isfarjanti, S,Si, Apt., M.H. yang menjelaskan bahwa pemberian Bahan Tambahan Pangan (BTP) harus sesuai batas maksimum yang dianjurkan.

“Apabila BTP melebihi batas maksimal dari aturan, maka akan menjadi bahaya bagi konsumen. Selain itu pentingnya pemisahan letak bahan mentah dan produk juga menjadi poin penting untuk meminimalisir cross contamination,” jelas Ani

Selain menjaga mutu produk, agar pemasaran produk meningkat maka diselenggarakan pelatihan digital marketing untuk meningkatkan jumlah pemasaran. Narasumber pemasaran berbasis digital marketing yakni Bapak Bisma Darma Dewanta yang mendampingi karyawan dalam pembuatan akun penjualan shopee.

Dessy Whindi Ayu P, S.TP sebagai  owner dari Amelia Bakery berterimakasih pada tim Matching Fund UMBY yang telah mendorong inovasi produk baru berupa cookies dan bakery herbal. Produk inovasi berupa lidah kucing, snakbar, stik, bo;u dan brownis herbal.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk kami dan karyawan sehingga paham bagaimana pentingnya menjaga sanitasi dan penggunaan BTP, pembuatan marketplace shopee pun juga sangat bermanfaat bagi kami, karena sebelumnya kami belum memiliki media online untuk mempromosikan produk,” ujar Dessy