Kelompok 70 Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta (KKN PPM UMBY) berkolaborasi dengan Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Hewan Semanu (UPT Puskeswan Semanu) dan Balai Penyuluhan Pertanian Semanu (BPP Semanu) untuk melakukan sosialisasi. Kegiatan tersebut bertemakan Sosialisasi Kebersihan Kandang Ternak dan Demonstrasi Bimbingan Teknis Pembuatan Pupuk Fermentasi. Sebelum melakukan sosialisasi, tim KKN 70 melakukan observasi pada kandang-kandang ternak di Dusun Jasem Lor dan ternyata kandang ternak kurang terawat sehingga tim KKN 70 menginisiasi sosialisasi ini.
Ketua KKN 70, Decky Kevin Pradekta menerangkan bahwa sosialisasi ini tujuannya untuk menciptakan tempat tinggal yang nyaman bagi hewan ternak sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit ataupun penularan antar ternak. Disamping itu masyarakat perlu pelatihan agar dapat menekan penggunaan pupuk kimia diganti dengan pupuk fermentasi.
“Harapan dari kegiatan yang kami buat ini semoga Dusun Jasem Lor mampu menjadi menciptakan sektor pertanian ataupun peternakan yang unggul dengan tetap menjaga lingkungan,” ungkap Decky.
Pada Sabtu, 05 Agustus 2023 bertempat di Balai Dusun Jasem Lor, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, sosialisasi ini diikuti oleh warga Dusun Jasem Lor. Tim KKN 70 menghadirkan narasumber drh. Martini, perwakilan UPT Puskeswan Semanu, Sudiyatno perwakilan BPP Semanu, dan salah satu tim KKN sekaligus ketua pelaksana kegiatan Mohamad Qitvir Yuniar.
drh. Martini menyampaikan bahwa kebersihan kandang merupakan salah satu langkah awal pencegahan terhadap penyakit yang menyerang hewan ternak seperti lysergic acid diethylamide (LSD), penyakit mulut dan kuku pada ternak (PMK), dan anthrax. Hewan ternak pun perlu divaksinasi guna mencegah berbagai macam penyakit.
“Hewan ternak layaknya anak-anak yang perlu divaksinasi agar terhindar dari berbagai penyakit, sehingga nantinya akan tumbuh sehat dan tentunya peternaklah yang untung,” jelas Martini.
Sementara Sudiyatno menjelaskan terkait penggunaan pupuk kimia yang dilakukan secara terus menerus akan merusak tanah serta mengakibatkan tanah menjadi gersang. Penggunaan pupuk organik baik cair ataupun padat merupakan solusi alternatif untuk masyarakat terkhusus bagi yang berprofesi sebagai petani. Pupuk fermentasi dari kotoran hewan merupakan salah satu opsi yang bermanfaat bagi masyarakat karena tergolong mudah dicari dan mudah dibuat.
Pada akhir acara, dilanjutkan demonstrasi pembuatan pupuk fermentasi oleh Mohamad Qitvir Yuniar (mahasiswa Peternakan UMBY) yang dibantu oleh Sudiyatno. Kegiatan tersebut memperlukan alat dan bahan seperti ember, karang bekas, gayung, sekop, pisau, kotoran hewan, EM4, air, dan gula aren sebagai pengganti molase. Adapun beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu memotong gula lalu melarutkan kedalam ember yang berisi air serta EM4, mencampur air dengan kotoran hewan yang telah disiapkan hingga merata, setelah merata simpan kotoran tersebut dalam karung kemudian ditutup rapat agar terjadi proses fermentasi, dan jauhkan dari teriknya sinar matahari. Selanjutnya tunggu hingga 2-3 minggu agar pupuk siap untuk digunakan pada tanaman.
Dukuh Jasem Lor, Mujiyana berpesan agar para peternak dapat mengembalikan peran pupuk kandang atau fermentasi sebagai penggembur tanah sehingga kualitas tanah terjaga. Selain itu pupuk kadang lebih ekonomis karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk pembelian pupuk kimia dalam hal pertanian.