Masalah stunting menjadi salah satu isu serius dalam pembangunan kesehatan global, termasuk di Indonesia. Salah satu upaya agar pencegahan stunting berhasil, perlu adanya pendekatan yang komprehensif, yakni melibatkan aspek gizi serta kesehatan mental atau psikologis anak.
Oleh karena itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta (KKN PPM UMBY) kelompok 50 bersama Puskesmas Semanu II berkolaborasi mengadakan sosialisasi di Dusun Pacing Lor, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul.
Kolaborasi ini dikemas dalam acara sosialisasi psikoedukasi pencegahan stunting dengan menjaga gizi optimal dan kesehatan psikologis. Psikoedukasi ini berlangsung di Balai Dusun Pacing Lor dengan dihadiri oleh warga Pacing Lor, pada Sabtu (05/08/23).
Para peserta mendapatkan sosialisasi pencegahan stunting oleh Nastiti Mulyani,AMG yang merupakan ahli gizi Puskesmas Semanu II.
“Memperhatikan gizi seimbang dan pemberian makanan yang tepat dalam fase pertumbuhan anak dapat mempengaruhi kondisi stunting anak. Mencegah stunting harus dilakukan dengan cara menjaga kebutuhan ibu hamil dengan makanan bergizi, serta ibu rutin dalam mengkonsumsi tablet tambah darah, pemberian asi dan asupan gizi untuk balita, dan menjaga kebersihan,” jelasnya.
Materi psikoedukasi pencegahan stunting dari sisi psikologis dibawakan oleh mahasiswa KKN dari Fakultas Psikologi UMBY, Abraham Haposan Teofilus Sianipar dan Hayu Candrasmurti Sekararum.
“Kondisi psikologis, stress, dan depresi Postpartum dapat mempengaruhi kelekatan ibu dan anak yang menyebabkan ketidakmampuan ibu merawat dan memperhatikan tumbuh kembang anak. Peran keluarga dan suami sangat penting untuk mendukung sang ibu,” ujar Hayu.
Ketua KKN-PPM 50, Abraham Haposan Teofilus Sianipar mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan stunting, tetapi juga memberikan keterampilan praktis kepada orang tua dalam menghadapi tantangan sehari-hari dalam menjaga gizi dan kesehatan anak.
“Harapan kami melalui psikoedukasi ini, masyarakat Pacing Lor mendapatkan pengetahuan yang dapat diterapkan sehingga tumbuh kembang anak-anak di wilayah ini dapat optimal guna membentuk generasi Indonesia yang sehat dan cerdas,”harap Abraham.
Ardhika Falahudin. M.Or., Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 50 mendukung penuh kegiatan ini.
“Kegiatan psikoedukasi ini penting dilakukan untuk memberikan wawasan kepada warga tentang bahaya stunting dan cara pencegahannya. Selain itu, perlu diperhatikan pula kesehatan mental ibu dan anak. Agar tidak hanya fisik saja, tapi juga sehat secara psikologis,” ungkapnya.