Dosen Peternakan UMBY Bantu Pemprov Jawa Tengah Kembangkan Peternakan Sapi Perah
21 Aug 2025
64
by Fitriana Fitriana
Foto: Ir. Ajat Sudrajat, S.Pt., M.Pt., IPP., berada di paling kanan

Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Salah satu bahan pangan potensial yang kaya akan nutrisi adalah susu sapi. Sapi perah merupakan salah satu komoditas ternak penghasil susu yang kaya manfaat dan sangat diminati oleh masyarakat. Namun pada saat ini perkembangan sapi perah yang ada di Indonesia masih belum maksimal, hal ini berdasarkan dari pemenuhan kebutuhan susu dalam negeri yang masih impor.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri adalah peningkatan populasi dan produksi susu dengan meningkatkan efisiensi reproduksi, pemenuhan kebutuhan nutrisi ternak serta melakukan manajemen pemeliharaan yang baik.

Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) melihat peluang besar pengembangan sapi perah di Jawa Tengah untuk mendukung program nawacita presiden yakni swasembada pangan dan mendukung program MBG (Makan Bergizi Gratis). Pemprov Jawa Tengah melalui Dinas terkait tahun ini salah satu programnya adalah pembuatan Investment Project Ready to Offer (IPRO).

IPRO memiliki fokus pada pengembangan sektor Peternakan Sapi perah, dengan harapan peluang bisnis dan investasi yang cukup menjanjikan sehingga kebutuhan susu sapi di Indonesia yang tinggi berkemungkinan untuk terjamin ketersediaannya.

Penyusunan IPRO memerlukan analisis yang komprehensif dari berbagai aspek, untuk itu diperlukan tenaga ahli dari bidang peternakan, aspek tata ruang, kebijakan pemerintah, aspek lingkungan, aspek ekonomi, perijinan dan seterusnya, oleh karena itu pihak Pemprov dalam penyusunan IPRO tersebut menggandeng PT. Aghna Partnership dan beberapa tenaga ahli.

Tenaga ahli dipilih berdasarkan kualifikasi minimal lulusan S2 dan mempunyai pengalaman dalam penyusunan IPRO sesuai bidang aspeknya. Proses pemilihan tenaga ahli dilakukan melalui presentasi dan penyerahan dokumen pendukung.Beberapa tenaga ahli tersebut berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, antara lain akademisi, praktisi lapangan, praktisi perusahaan dan lainnya. Dari 4 tenaga ahli tersebut, satu diantaranya berasal dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) yakni Ir. Ajat Sudrajat, S.Pt., M.Pt., IPP., sebagai tenaga ahli peternakan yang berasal dari Prodi Peternakan Fakultas Agroindustri.

Ir. Ajat Sudrajat dalam penyusunan IPRO tersebut melakukan studi lapangan dan melakukan Forum Group Discussion (FGD) dengan dinas terkait, pemerintah kalurahan, kecamatan, perusahan Industri Pengolahan Susu (IPS) dan pemilik lahan serta warga masyarakat sekitar lokasi. Hal tersebut dilakukan guna melihat potensi wilayah pengembangan sapi perah, potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia untuk menunjang produksi ternak, potensi pemasaran produk dan kelayakannya baik dari sisi industri peternakan maupun dari sisi kelayakan usaha.

Penyusunan IPRO dilakukan kurang lebih 3 bulan mulai dari bulan Juni-Agustus 2025. Pemprov Jateng berharap setelah tersusunnya IPRO ini dapat membuka peluang investasi baik regional, nasional dan internasional dalam pengembangan peternakan sapi perah. Semakin banyak investor yang tertarik untuk menanam modalnya pada sektor peternakan di Jawa Tengah harapannya dapat membantu membuka lapangan kerja bagi masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta dapat mendukung swasembada pangan nasional.

Ir. Ajat Sudrajat mengungkapkan rasa syukur mendapat kepercayaan dan kesempatan untuk belajar dan bisa membantu Pemprov Jawa Tengah dalam penyusunan IPRO sektor peternakan sapi perah ini. Menurutnya, dalam penyusunan IPRO semua aspek harus diperhatikan secara rinci dan terkonsep dengan baik dari mulai hulu (produksi) sampai dengan hilir (pengolahan produk dan pemasaran), sehingga nantinya dokumen dapat ditawarkan kepada investor baik dalam maupun luar negeri serta langsung dijalankan.

“IPRO ini saya kira sudah tepat mengingat produksi susu dalam negeri saat ini hanya mampu memenuhi 20% saja sedangkan sisanya masih impor. Apabila pengembangan ternak perah terus ditingkatkan maka secara perlahan jumlah populasi ternak dan jumlah produksi akan meningkat dan goal nya bisa swasembada pangan,” ujarnya.