Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) memberikan pembekalan khusus kepada mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pembekalan ini dilakukan selama dua hari di Auditorium Kampus 3 UMBY yakni pada 25-26 Juni 2024 untuk tim KKN Reguler maupun tim KKN Tematik Pasar, Mandiri, dan Penugasan Khusus.
Rachmat Afi Azzam, S.I.P, selaku sekretaris Satgas PPKS, menekankan pentingnya pembekalan ini agar mahasiswa siap menghadapi dan menangani potensi masalah yang mungkin mereka temui selama KKN. "Kasus pernikahan dini dan kehamilan di luar nikah yang masih tinggi di beberapa lokasi KKN menunjukkan perlunya intervensi dan edukasi yang tepat. Kami berharap mahasiswa bisa membuat program kerja (proker) yang efektif untuk mencegah kekerasan seksual dan memberikan edukasi kepada masyarakat," ujar Azzam dalam sesi pembekalan yang diadakan pada Selasa (25/6).
Dalam pembekalan ini, pengurus Satgas PPKS dengan memperkenalkan metode "5D" untuk menangani kekerasan seksual: Distract (Mengalihkan), Delegate (Mendelegasikan), Document (Mendokumentasikan), Delay (Menunda), dan Direct (Langsung). "Jika terjadi kasus kekerasan seksual di lokasi KKN, mahasiswa bisa menggunakan metode 5D untuk merespons situasi tersebut. Alur pelaporan dilakukan melalui situs Satgas PPKS, namun karena mahasiswa berada di lokasi KKN, pelaporan juga akan difasilitasi oleh dosen pendamping," jelas Aprillia selaku bagian dari Tim Satgas PPKS UMBY.
Tim KKN-PPM Angkatan XLV memberikan respon positif terhadap pembekalan tersebut. Banyak dari mereka merasa lebih siap dan percaya diri untuk menjalankan tugas KKN. Salah satu mahasiswa, Septina Khoirunnisa dari kelompok 59, menyatakan bahwa materi mengenai pencegahan kekerasan seksual sangatlah penting. “Hal ini tidak hanya memberikan edukasi kepada mahasiswa tetapi juga membantu mahasiswa dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman di lokasi KKN,” katanya.
Senada, Ringgu Idfa Sonatan dari kelompok 49, menambahkan bahwa materi ini sangat penting untuk menjaga keamanan diri masing-masing. “Apalagi di dalam kelompok kami memiliki banyak anggota perempuan, di mana kasus kekerasan seksual lebih banyak terjadi kepada perempuan. Oleh karena itu, saya mengapresiasi adanya pergerakan dari Satgas PPKS dalam memberikan keamanan kepada kami,” imbuhnya.
Meskipun banyak kasus terjadi korbannya adalah perempuan, penting untuk dicatat bahwa laki-laki juga bisa menjadi korban. Hal ini disampaikan oleh Ardianto, S.T. dan Rila Setyaningsih, S. Kom. I., M. Si.
“Korban bisa laki-laki, bisa perempuan. Ketika melaporkan yang harus diketahui adalah tim Satgas akan menjaga informasi tersebut dan tidak membocorkan ke publik karena persoalan privasi,” tandas Rila dalam sesi pembekalan di hari kedua (26/6).
Satgas PPKS UMBY terus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan seksual melalui program edukasi dan penanganan kasus yang efektif. Melalui pembekalan ini, diharapkan mahasiswa bisa menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.