Cegah Antraks, KKN 68 Bekerjasama dengan Puskeswan Gelar Sosialisasi
24 Aug 2023
229
by Farida Dian Farida Dian

Kelompok 68 Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta (KKN PPM UMBY) melakukan sosialisasi bahaya antraks dan cara pencegahannya. Kegiatan ini dilaksanakan di balai Dusun Dengok Lor, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, D.I.Yogyakarta, dengan diikuti oleh perwakilan masyarakat dan kelompok ternak pada Jum’at, 18 Agustus 2023.

Ketua KKN 68, Andika Pratama Simanjuntak mengungkapkan tujuan dari sosialisasi ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit antraks sehingga peternak dapat mengenali tanda-tanda penyakit antraks sehingga harapannya peternak dapat mencegah penyakit antraks dengan menjaga kebersihan kandang serta memperhatikan kesehatan ternak.

Antraks merupakan infeksi bakteri akut yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis berbentuk batang. Antraks dapat bertahan hidup dalam bentuk spora di tanah dalam jangka waktu yang lama bisa mencapai 48 tahun. Apabila spora masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia maka dapat tumbuh dan menyebar menghasilkan racun sehingga menimbulkan kesakitan dan kematian. Efek antraks pada sapi yaitu demam tinggi dan pembengkakan submandibular, gemetar, urin bercampur darah, ditemukan darah yang keluar melalui anus dan lubang lainnya seperti mulut, lubang hidung atau vulva.

Pada kesempatan tersebut KKN 68 bekerjasama dengan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Semanu. Perwakilan Puskeswan Semanu, Martini dalam sosialisasi tersebut mengungkapkan bahwa menjaga kebersihan kandang menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit antraks yang bisa menular kepada manusia ataupun hewan ternak lainnya. Disamping itu, peternak perlu melakukan vaksin ke hewan ternak secara rutin agar kesehatan ternak lebih terjamin.

“Vaksinasi hewan tidak menyebabkan efek samping yang buruk bagi hewan ternak, sehingga diharapkan masyarakat tidak perlu khawatir untuk melakukan vaksinasi hewan,” tegas Martini.

Martini, menambahkan gejala yang timbul dari penyakit antraks antara lain apabila ternak mati akan mengeluarkan darah warna merah dari lubang anus, hidung, dan telinga.

“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan mahasiswa KKN untuk memotivasi dan membuka cakrawala peternak lokal untuk melindungi ternak dari serangan penyakit antraks, semoga kegiatan ini membawa dampak yang besar terhadap kemajuan peternakan di daearah Semanu dan sekitarnya,” terang dosen pembimbing lapangan (DPL), Nia Kusuma Wardhani, M.Psi, Psikolog.

"Sosialisasi ini penting bagi kami peternak, kami jadi tambah wawasan, karena wabah penyakit ini bisa menyerang ternak kami padahal kami masih awam mengenai penyakit antraks," ucap Dukuh Dengok Lor, Kumoro.