Tim Himpunan Mahasiswa Studi Akutansi (HIMATA) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) kembali meraih hibah dari Kemendikbudristek pada Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) tahun 2023, setelah sebelumnya di tahun 2022 juga mendapatkan hibah sejenis. Di tahun 2023 tim PPK Ormawa fokus pada digitalisasi rumah sampah. Tim PPK Ormawa memfasilitasi pembuatan bank sampah dan digitalisasi rumah sampah untuk mewujudkan Kabupaten Bantul bersih dan bebas sampah.
Tim ini terdiri dari mahasiswa program studi Akutansi, Psikologi, dan Informatika. Laily Arofah selaku Ketua Tim PPK Ormawa HIMATA mengatakan bahwa terdapat banyak program kerja yang diharapkan nantinya akan membantu dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Parangtritis, Kecamatan Kretek, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Tim PPK Ormawa HIMATA adalah memberikan pelatihan eco enzyme dan pupuk organik cair (POC) di Dusun Grogol X, Kelurahan Parangtritis, Kretek, DIY, pada Rabu (03/08/23). Pelatihan ini berawal dari penelitian yang menunjukkan 60% total sampah di Indonesia merupakan sampah organik. Penumpukan dan pembusukan sampah di TPA yang tidak diolah dengan baik akan menghasilkan gas metana yang berkontribusi pada pemanasan global, kerusakan ekosistem, dan perubahan iklim, maka dari itu tata cara pengolahan sampah organik menjadi hal penting yang harus diketahui warga. Kegiatan bertempat di rumah Ibu Siswanti, Grogol X dengan diikuti oleh perwakilan warga dusun Grogol X sebanyak 17 orang.
Pada kesempatan tersebut, Bagas Darmawan, salah satu anggota tim PPK Ormawa HIMATA sekaligus sebagai pemateri menekankan bahwa sampah akan tetap dikatakan sampah, ketika tidak dipilah, menumpuk, dan bau. Eco enzyme merupakan produk organik yang bisa dibuat sendiri di rumah dari sisa buah dan sayuran. Kegiatan diawali dengan memilah sampah yang dapat dijadikan eco-enzyme yaitu menggunakan sampah dapur seperti sayur dan kulit buah serta ditambah molase sebagai sumber energi bagi mikroorganisme selama proses fermentasi. Setelah dipilah lalu peserta mencuci, menimbang dan mencampur bahan sesuai takaran. Eco-enzyme yang telah selesai dimasukan kedalam tempat kedap udara kemudian akan dipanen 3 bulan setelah pelatihan.
Selain memberikan pelatihan eco enzyme Tim PPK Ormawa HIMATA juga memberikan pelatihan pembuatan POC dengan menggunakan molase, em4, air cucian beras, sisa buah dan sayur, serta pelepah pisang. Bagus Darmawan menjelaskan materi tentang tata cara pembuatan POC yang dilanjutkan dengan praktik pembuatan POC. Pada praktik tersebut peserta melakukan pemotongan, pencampuran dan pengadukan bahan sesuai instruksi dari pemateri. Pupuk organik cair disimpan selama 14 hari sebelum digunakan. Untuk proses fermentasi, POC perlu dibuka 2 kali sehari agar gas yang ada di dalamnya keluar.
Dosen Pendamping Lapangan, Ika Wulandari SE., MM., mengapresiasi atas terselenggaranya pelatihan pembuatan eco enzyme dan POC. Harapannya pelatihan ini mampu memberikan manfaat yang berkelanjutan dan dapat diterapkan sehingga tercipta lingkungan sehat dengan meminimalisasi tumpukan sampah yang menyebabkan banyak penyakit.
“Semoga pelatihan ini memberikan manfaat yang berkelanjutan dan dapat diterapkan sehingga tercipta lingkungan sehat dengan meminimalisasi tumpukan sampah yang menyebabkan banyak penyakit,” harap Ika Wulandari.
“Akhirnya warga kami mendapatkan pelatihan terkait pengelolaan sampah yaitu pembuatan eco enzyme dna pupuk cair organik, dengan begitu warga dapat memanfaatkan sisa buah atau sayur yang digunakan sehari hari. Selain itu juga mengurangi konsumsi sampah masyarakat, karena sekarang ini sampah merupakan salah satu masalah darurat di Parangtritis,” ucap Usono, Dukuh Grogol X