Dalam rangka meningkatkan kualitas jurnal penelitian, Bagian Publikasi Jurnal Ilmiah, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) mengadakan Pelatihan Manajemen & Strategi Indeksasi Jurnal di Pengindeks Internasional Bereputasi pada Selasa (3/12/2024). Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Teater Kampus 1 dengan mengundang Hanif Amrullah ZA, M.Si selaku Ketua LP3M Universitas Ma’arif Lampung (UMALA) sebagai pembicara. Pelatihan ini juga dihadiri Kepala LPPM UMBY, Luky Kurniawan, M.Pd, Kepala Bagian Publikasi, Dr. Yuli Perwita Sari, S.TP. serta dosen dan tendik UMBY.
Dalam sambutannya, Luky Kurniawan menyampaikan bahwa UMBY akan terus mendorong agar jurnal-jurnal di UMBY dapat terakreditasi SINTA seluruhnya, bahkan terakreditasi jurnal internasional bereputasi.
“Dengan pelatihan ini, yang juga mengundang narasumber kompeten di bidangnya, kami berharap bisa mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari UMALA sehingga jurnal di UMBY bisa terakreditasi internasional,” ungkapnya.
Dalam pemaparannya, Hanif Amrullah menjelaskan bahwa pengelolaan jurnal yang baik dimulai dari penyediaan website yang mumpuni, pemilihan tim standing editor, penyebaran informasi dan call for papers, pemilihan tim reviewer dan beberapa hal lainnya seperti indeksasi, tata kelola, dan lain-lain sehingga menghasilkan artikel-artikel yang berkualitas untuk dipublikasikan di jurnal. Hal-hal tersebut juga menjadi faktor penting untuk mendukung akreditasi jurnal dan pengindeksasian (DOAJ, Scopus, dan lain-lain). Saat ini ada banyak perangkat lunak “sistem manajemen jurnal online” baik yang free maupun berbayar seperti scholar one manuscripts. Open Journal System (OJS) merupakan platform perangkat gratis yang sangat umum digunakan di Indonesia.
“Selain itu editor sebagai pintu utama untuk menyaring artikel ilmiah berdasarkan kualitasnya memegang peranan penting. Dalam pengelolaan suatu jurnal biasanya terdapat editor in chief, co-editor in chief dan associate editor. Editor sebaiknya adalah personal yang memiliki publikasi pada jurnal terindeks di scopus dan atau web of science (Thomson reuters). Kualitas seorang editor pun juga harus ditingkatkan karena menjadi tolok ukur kualitas sebuah jurnal seperti aktif dalam menulis dan mempublikasikan artikel ilmiah, maupun untuk mengamati peta perjurnalan di Indonesia dan dunia,” jelas Hanif.
Hanif melanjutkan, poin selanjutnya yang perlu diperhatikan yakni peyebaran informasi dan call for papers melalui collect emails. “Hal ini penting agar dapat mendapatkan artikel ilmiah sebanyak-banyaknya sehingga dapat dilakukan seleksi artikel berdasarkan kualitasnya. Selain itu, pengelola jurnal juga harus memahami persyaratan untuk indeksasi jurnal, baik nasional maupun internasional. Tentunya hal-hal tersebut juga perlu didukung dengan sistem tata kelola jurnal yang baik di universitas,” pungkasnya.