Kewirausahaan sosial telah muncul sebagai kekuatan transformasi dalam menghadapi tantangan global. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip bisnis dan komitmen mendalam terhadap isu-isu sosial serta lingkungan, para wirausahawan sosial menciptakan solusi inovatif yang berdampak besar bagi masyarakat. International Conference on Social Entrepreneurship (ICSE) 2024 menjadi wadah penting untuk memperkuat gerakan ini, mempertemukan pemimpin pemikiran, peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan untuk mempercepat perubahan.
Kegiatan ICSE 2024 yang dilaksanakan pada Jumat (6/12/2024) ini juga merupakan bagian dari peringatan Dies Natalis Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) ke-38 tahun. Dalam sambutannya, Rektor UMBY, Dr. Ir. Agus Slamet, S.TP., M.P., MCE., menyatakan harapannya agar melalui tema yang diusung tahun ini, ICSE dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam masyarakat, khususnya yang diinisiasi dari kalangan akademisi. "Semangat kewirausahaan sosial harus terus kita tanamkan untuk mendorong solusi berkelanjutan terhadap tantangan sosial dan lingkungan," ungkapnya.
Ketua ICSE 2024, Arief Nuryana, S.E., M.I.Kom., menambahkan bahwa melalui diskusi yang mendalam dan sesi kolaboratif, ICSE 2024 bertujuan untuk menginspirasi ide-ide yang dapat diwujudkan, mempromosikan kemitraan yang berdampak, serta membuka jalan menuju masyarakat global yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan. "Acara ini menekankan pentingnya upaya kolektif untuk mengatasi tantangan dan memaksimalkan potensi kewirausahaan sosial sebagai penggerak perubahan positif," jelasnya.
Konferensi ini dilaksanakan secara daring, dihadiri oleh peserta dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, praktisi, dan mahasiswa dengan menggandeng pembicara terkemuka dari berbagai negara. ICSE 2024 menghadirkan Prof. Dr. Alimatus Sahrah, M.Si., MM. selaku Keynote Speaker, serta berbagai pembicara internasional, diantaranya Dr. Mark Govers dari Maastricht University (Netherlands), Dr. B. Ian Arcega dari Copiz State University (Philippines), Ms. Nou Chanrachna dari CamTech University (Cambodia), Prof. Handoyo Puji Widodo dari King Abdulaziz University (Saudi Arabia) dan Prof. Muhammad Ali, Ph.D. dari University of California Riverside (USA).
Dalam presentasinya, salah satu pembicara yakni Prof. Handoyo, menekankan pentingnya pemikiran kritis dan pendekatan pembelajaran berbasis kasus (CBL) dalam pendidikan kewirausahaan sosial. Ia menjelaskan bahwa pendidikan yang efektif harus mampu mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan inovatif dalam menghadapi masalah sosial.
"Pendidikan kewirausahaan sosial tidak hanya tentang teori, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat mendorong mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah dan merancang solusi yang berdampak," ujar Prof. Handoyo. Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan di berbagai negara untuk menciptakan kurikulum yang relevan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Tidak hanya berisi pemaparan materi dari berbagai pembicara saja, ICSE 2024 juga membuka call for papers bagi para peneliti dan akademisi yang ingin berbagi pemikiran mereka mengenai tema-tema terkait kewirausahaan sosial. Tahun ini, ICSE dengan bangga menampilkan kontribusi dari 139 peserta yang telah mengajukan karya inovatif mereka, meliputi 99 makalah akademik, 10 business plan, untuk mahasiswa dan 20 posters untuk mahasiswa.
Melalui diskusi yang intensif dan kolaborasi antar pihak, ICSE 2024 diharapkan dapat memajukan kewirausahaan sosial sebagai langkah konkret dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan. ICSE 2024 menjadi langkah penting UMBY dalam upayanya berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan tinggi yang berkualitas dan relevan dengan tantangan global saat ini.