Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) diwakili oleh Sowanya Ardi Prahara, S.Psi., MA. bekerjasama dengan Program Studi Psikologi Universitas Udayana (UNUD) yang terdiri dari Dr. Ni Made Swasti Wulanyani, S.Psi., M.Erg., Psi, Made Diah Lestari, S.Psi., M.Psi., Putu Nugrahaeni Widiasavitri, S.Psi., M.Psi., Dr. Tience Debora Valentina, S.Psi., MA., dan Yoga Sukma Pratama. Tim ini mengadakan serangkaian kegiatan. Kegiatan yang bertajuk "Pelatihan Pemberdayaan Peer Konselor untuk Intervensi Efektif dan Festival Kesehatan Mental Remaja" digelar di SMA Negeri 2 Amlapura, Karangasem, Bali, pada Jumat (07/06/24).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya kesehatan mental di kalangan remaja. Disamping itu juga sebagai bekal memberdayakan siswa sebagai konselor sebaya yang mampu memberikan dukungan dan intervensi yang efektif bagi teman sebaya. Pelatihan diikuti oleh 98 siswa-siswi SMA Negeri 2 Amlapura yang dipilih sebagai calon peer konselor, serta beberapa guru-guru pendamping dan praktisi psikologi dari kedua universitas.
Ketua tim PKM Prodi Psikologi UMBY, Sowanya Ardi Prahara, S.Psi., MA., menerangkan kesehatan mental remaja adalah aspek penting dalam perkembangan remaja, melalui pelatihan diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung remaja tumbuh dengan merasa aman dalam mengungkapkan masalah yang dihadapi sehingga mendapatkan bantuan yang tepat.
Pelatihan meliputi berbagai materi, seperti pengenalan tentang kesehatan mental, teknik dasar konseling, keterampilan komunikasi efektif, serta cara mengenali tanda-tanda gangguan kesehatan mental di kalangan remaja. Selain itu, peserta juga diberikan simulasi dan role-play untuk mempraktikkan keterampilan yang telah dipelajari. Kesehatan mental dapat dikenali melalui stabilitas emosional, kemampuan berpikir jernih, produktivitas, hubungan yang sehat, dan adaptabilitas terhadap perubahan. Tanda-tanda kesehatan mental yang baik meliputi kemampuan mengelola emosi, bekerja atau belajar secara efektif, membangun hubungan positif, percaya diri, dan mampu menghadapi tantangan. Dalam konseling, empati ditunjukkan dengan mendengarkan aktif, refleksi, sikap non-judgmental, memberikan dukungan emosional, dan menggunakan bahasa tubuh yang terbuka, sehingga membantu klien merasa didengar dan dimengerti.
“Mental yang sehat ditandai dengan memiliki kemampuan pada pengelolaan emosi, bekerja atau belajar secara efektif, membangun hubungan positif, percaya diri, dan mampu menghadapi tantangan,” urai Sowanya Ardi.
Usai menggelar pelatihan, kegiatan dilanjutkan dengan festival Kesehatan Mental Remaja yang menampilkan berbagai stand edukasi antara lain mengenai minat, perencanaan karir, serta manajemen stress.
"Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Bali dan seluruh Indonesia dalam mengimplementasikan program serupa. Keberadaan peer konselor diharapkan membantu remaja untuk lebih mudah mendapatkan dukungan emosional yang mereka butuhkan," ujar Dr. Ni Made Swasti Wulanyani, S.Psi., M.Erg., Psi., tim PKM dari Prodi Psikologi Universitas Udayana.
Antusiasme peserta terlihat sangat tinggi selama pelatihan berlangsung.
"Saya sangat senang bisa ikut pelatihan ini. Saya belajar banyak tentang cara membantu teman yang sedang mengalami masalah. Semoga saya bisa berguna bagi teman-teman saya di sekolah," tutur Luh Nanda Kaela, salah satu peserta.