Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Program Pengabdian Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta (KKN-PPM UMBY) Kelompok 41 memperkenalkan cara bercocok tanam sayuran di MTs N 8 Bantul dan ibu-ibu PKK di dusun Banjarharjo II, Muntuk, Dlingo, Bantul, DIY pada beberapa hari lalu.
Vertikultur dapat diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan secara bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki halaman sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Secara estetika, taman vertikultur berguna sebagai penutup pemandangan yang tidak menyenangkan atau sebagai latar belakang yang menyuguhkan pemandangan yang indah dengan berbagai warna.
Program ini dipilih sebagai salah satu bentuk untuk bercocok tanam dengan memanfaatkan pekarangan yang sempit bahkan tidak memiliki pekarangan sedikitpun. Bercocok tanam secara vertikultur terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat sederhana. Tingkat kesulitan tergantung dari model yang digunakan. Model yang sederhana, mudah diikuti dan dipraktekan, Bahkan bahan-bahan yang digunakan mudah untuk ditemukan.
Jenis tanaman yang dapat ditanam secara vertikultur ini sangat banyak biasanya dari komoditas sayuran, tanaman hias ataupun komoditas tanaman obat. Dari komoditas sayuran antara lain: Sawi, pakcoy, kangkun g, bayam merah, kemangi, caisim, seledri, daun bawang, dan sawi pagoda.
Maksud dari pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan sekaligus pelatihan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu PKK bagaimana cara memanfaatkan bambu dan barang bekas yang tersedia menjadi media bahan tanam, serta kurangnya minat warga untuk memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk pertanaman, di mana masyarakat lebih fokus pada sawah. Selain itu budidaya tanaman sayuran dengan sistem vertikultur juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan komsumsi sayuran sehari-hari. Kegiatan ini juga dilaksanakan bersama dengan siswa-siswi MTs N 8 Bantul dengan harapan menumbuhkan minat terhadap dunia pertanian dan juga mengasah kreatifitas siswa-siswi.
“Saya senang bisa belajar memanfaatkan lahan yang terbatas dan kering seperti yang ada disini dengan begitu saya bisa membuat kebun mini dengan vertikultur, jadi bisa terlihat lebih asri. Sampah-sampah juga dapat dipakai kembali sebagai media tanamnya.” Tanggap Ibu Jiul, salah satu warga Dusun Banjarharjo II.
Pembina OSIS MTs N 8 Bantul, Pak Taufiq Sidiq menjelaskan bahwa, kebetulan di MTs N 8 Bantul ini sedang menyiapkan sarana dan prasarana untuk persiapan akreditasi sekolah. Program ini dianggap mampu untuk menunjang penambahan penilaian untuk kenaikan akreditasi karena memanfaatkan lahan yang sempit, memanfaatkan bambu, serta barang-barang bekas yang ada.
“Saat ini kita juga punya Green House di belakang sekolah, tapi baru akan berjalan setelah pelantikan anggota Osis yang baru. Kami berharap dengam adanya pelatihan ini akan mempermudah kami dalam membangun dan mengembangkan Green House nanti” Tambah Nike salah satu anggota osis.
Kepala Sekolah MTs, Pak Tavif Raharja menambahkan bahwa ia sangat berterimakasih kepada kelompok KKN dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta karena sudah mau melaksanakan program kerja di MTs. “Sejak awal memang belum pernah ada mahasiswa KKN yang melaksanakan program kerjanya di MTs N 8 Bantul ini.” tambah pak Tavif.
Penanggung jawab kegiatan, Ryan dan Iing menjelaskan, cara ini bisa membantu sekolah serta para ibu rumah tangga dalam mempelajari salah satu metode ketahanan pangan. Karena dengan menjadikan atau memberdayakan mereka, maka kita dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dengan mencetak SDM unggul berbasiskan pertanian rumah tangga.