Salah satu visi kota Yogyakarta ialah sebagai kota pendidikan yang berkualitas nampaknya harus dijaga dan dipertahankan. Dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga bagian Pendidikan Tinggi (DIKTI) DIY mencoba mensosialisasikan Yogyakarta sebagai kota pendidikan yang kondusif, nyaman dan aman salah satunya dengan memproduksi film pendek berjudul âYogyakarta Pendidikan Masa Depanâ. Film pendek ini telah ditayangkan pada televisi lokal dan nasional serta ketika ada pameran pendidikan berlangsung mulai dari Januari hingga September 2013 yang lalu .
Film pendek yang berdurasi 18 menit ini berkisah tentang Seorang remaja asal Palembang yang baru saja lulus dari SLTA dan berkeinginan melanjutkan pendidikan ke Perguruan tinggi di Yogyakarta. Sayangnya, keinginannya untuk melanjutkan pendidikan di Jogja ditentang oleh orang tua dengan alasan ketidakamanan dan kekhawatiran abah akan tidak ada yang membantu meneruskan usahanya jika anak satu-satunya itu keluar Palembang. Berbekal surat panggilan diterima di Program S1 Sastra Inggris di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta dengan beasiswa penuh serta keinginan yang kuat akhirnya Sandi memutuskan meneruskan pendidikan sarjananya ke Yogyakarta walaupun belum mendapatkan restu dari abah dan emak.
Menjalani rutinitas kesibukan sebagai mahasiswa dan aktif berorganisasi di kampusnya, sandy juga bekerja paruh waktu sebagi jurnalis kontributor lepas di salah satu koran harian di jogja dan menjadi tour guide serta membuka agen wisata bersama teman kampusnya untuk menambah penghasilan agar bisa tetap terus bertahan di Jogja dan menyelesaikan kuliahnya. Ia menikmati semua ini karena ia merasa Yogyakarta dipenuhi dengan keramahan dan kehangatan orang-orang disekitarnya.
Berhasil menselaikan program sarjananya dengan baik akhirnya Sandy berkeinginan melanjutkan S2 nya sambil mengembangkan usaha agen wisata yang dimilkinya di Yogyakarta, dan selang beberapa tahun usaha agen wisata ini berkembang pesat hingga ke mancanegara. Merasa sudah cukup bekal pulang dan telah menselesaikan program sarjana dan pasca sarjananya Sandy memutuskan pulang kerumahnya. Dan disambut penyesalan abah dan emaknya, sandy membuktikan bahwa jogja adalah kota pendidikan yang aman, layak, dan nyaman. Bahkan karena dijogja sandy mengenal makna perjuangan.
Menurut Decky Leos sutradara film ini tak begitu banyak kesulitan menggarap film pendek ini karena para kru dan pemain melakukan komunikasi dan persiapan yang baik. Begitu juga menurut tokoh Sandy yang diperankan oleh Gina Falery Efendi Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2010 asal Palembang mengaku sangat senang bermain dalam film pendidikan produksi DIKTI ini, karena menurutnya melalui film ini dapat membantu memvisualisasikan kota yogyakarta yang aman dan nyaman untuk dijadikan tempat belajar.