Pameran bertema “Hati-hati banyak anak-anak!” digelar mahasiswa Prodi Magister Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY). Terselenggaranya kegiatan ini hasil kerja sama dengan Sekolah Gajahwong yang berlokasi di Kampung Ledhok Timoho. Pameran ini diadakan di Amptheater Kampus 3 UMBY, pada 19-26 November 2024.
Pemeran ini dikemas oleh Bidta A. Hriday, Rahma Widyana, dan Kamsih Astuti. Kegiatan ini merupakan penelitian tesis dengan menggunakan metode photovoice yang mendapatkan bantuan hibah Tesis Magister dari DIKTI tahun 2024. Serangkaian kegiatan dilakukan seperti penelitian, lokakarya fotografi, pengambilan foto, dan kurasi foto.
Penanggungjawab penelitian tesis Photovoice, Bidta A. Hriday menjelaskan bahwa pameran photovoice bertujuan untuk menyampaikan pesan dan temuan penelitian secara kreatif kepada publik.
“Photovoice dipilih sebagai metode untuk menangkap pengalaman emosional secara reflektif dan intuitif, serta memberikan ruang bagi para guru untuk mengekspresikan pengalaman mereka secara visual. Kami mengajak empat guru dari berbagai latar belakang pendidikan untuk merefleksikan perjalanan mereka dalam mengelola emosi di tengah tekanan pekerjaan yang mereka hadapi, sehingga diketahui dinamika emosi para guru melalui foto-foto yang memuat pengalaman meregulasi emosi,” urai Bidta.
Guna menangkap photo yang berbicara, selama tujuh hari para guru mendokumentasikan dinamika emosional mereka melalui foto-foto dan menarasikannya. Karya-karya ini tidak hanya mencerminkan perjuangan pribadi, tetapi juga menjadi jendela untuk memahami regulasi emosi mempengaruhi kualitas hubungan antara guru, anak-anak, dan lingkungan sekolah secara keseluruhan.
Usai mendapatkan berbagai photo, tim ini mengundang Kurator yakni Ripase Nostan Purba untuk melakukan kurasi sebelum hasilnya di pamerkan.
Ripase Nostan Purba menerangkan pentingnya untuk memahami emosi pendidik. Ketika guru-guru peduli kepada anak-anak, guru peduli pada pendidikan tetapi siapa yang peduli dengan guru.
Lanjut Ripase, konsep pameran fotografi menghadirkan sebuah foto-foto hasil tangkapan kamera ponsel yang dicetak pada kain, tidak menggunakan kertas melainkan diganti dengan material yang tahan lama, mudah untuk dipindahkan, umurnya panjang dan berkelanjutan.
Salah satu guru yang terlibat dalam kegiatan ini Crestanti mengaku terbantu dalam meregulasi emosi.
“Mengambil gambar dan menuliskan narasi membantu saya untuk memonitoring dinamika emosi setiap harinya,” ungkap Crestanti.
Kemudian salah satu penikmat pameran, Ida, mahasiswa S1 Psikologi merasa tertarik dengan konsep pameran tersebut.
“Pameran ini keren, menarik, dan mengobati Inner Child. Pameran yang interaktif, merespon banyak ruang. Tidak hanya karya guru tetapi juga karya anak dan mainannya. Mengaktifkan kembali kebahagiaan saat kecil,” terang Ida.