Mahasiswa kelompok 47 Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta sukses melakukan psikoedukasi. KKN 47 selenggarakan psikoedukasi dengan tema "Hentikan Emosi Negatif Pastikan atasi Stres" untuk para lansia di Padukuhan Trukan Ngampo, Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, D.I.Yogyakarta, pada Minggu (06/08/23).
Kepala Dukuh di Trukan Ngampo, Rumino menyatakan bahwa banyak lansia wanita yang merasa kesepian karena ditinggal anaknya merantau dan berstatus janda. Berdasar hal ini KKN 47 ingin membangun kualitas kesehatan mental lansia yang baik, agar para lansia tidak menyepelekan kondisi kesehatan mental.
Mia Khoirun Nisa, penanggung jawab dan pengisi materi kegiatan menerangkan tujuan dari kegiatan psikoedukasi ini sebagai bentuk penyuluhan dalam mengantisipasi dan memberikan informasi bagi lansia dan ibu rumah tangga di Dusun Trukan Ngampo tentang cara mengelola stres.
“Psikoedukasi ini sangat penting bagi masyarakat Trukan Ngampo khususnya bagi lansia dan ibu rumah tangga sehingga mereka mendapatkan wawasan atau trik untuk mengelola gangguan kesehatan mental seperti stress, akibat kesepian dan permasalahan yang dialami dalam hidup,” jelas Mia.
Menurut Abdul Hadi, M.Pd., dosen pembimbing lapangan KKN 47 mengungkapkan psikoedukasi ini tentunya akan berdampak pada masyarakat sekitar, terutama yg mengalami gejala stres, selain itu kegiatan ini bisa menjadi gerakan preventif menghadapi penyebab stres dan dampaknya.
Dihadapan 100 lebih orang, Mia Khoirun Nisa mahasiswa Psikologi UMBY menjelaskan stres merupakan kondisi yang dirasakan oleh seseorang saat merasa tidak mampu mengatasi tuntutan ataupun tekanan yang diberikan oleh lingkungan sekitar. Stres dibagi menjadi dua macam yaitu stres ego-evolved dan stress ego-involved. Stress ego-evolved ini tidak sampai mengancam kebutuhan dasar atau dengan kata lain disebut stress kecil-kecilan. Sedangkan ego involved merupakan stress yang mengancam kebutuhan dasar serta integritas kepribadian seseorang. Ego-involved membutuhkan penanganan yang benar dan tepat dengan reaksi penyesuaian agar tidak hancur karenanya. Sedangkan dampak stres dari aspek fisik dapat menurunnya kondisi kesehatan seseorang sehingga orang tersebut mudah mengalami sakit pada organ tubuhnya, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan. Kemudian dari aspek psikologis terdiri dari gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah laku.
”Upaya pencegahan dan penanganan yang dapat dilakukan yaitu berpikir positif, menerapkan hidup sehat dan tidur yang cukup, melakukan kegiatan yang menyenangkan, relaksasi, meditasi,” ungkap mahasiswi yang sering disapa Mia tersebut.
Pada akhir acara, tim KKN 47 memberikan praktik meditasi bersama. Praktik ini bertujuan agar warga bisa menerapkannya saat kondisi stres terjadi. Setelah praktik peserta psikoedukasi terlihat lebih rileks.
Warto salah satu peserta psikoedukasi mengungkapkan bahwa dengan kegiatan meditasi dalam mengelola stress membantu mengurangi tegangan pada otot-otot tubuh yang timbul akibat stres.
“Praktik meditasi ini mengurangi ketegangan fisik dan rasa kaku pada tubuh, membantu menenangkan pikiran yang cenderung gelisah atau berpikir berlebihan dan membantu meredakan gejala kecemasan dan depresi, serta meningkatkan suasana hati,” cerita Warto.