Gotong Royong Mengembangkan Ekonomi Lokal
16 Jul 2020
3018
by Admin Demo

Pada saat situasi pandemi terdapat banyak perubahan pada kehidupan kita. Pandemi Covid-19 juga berdampak serius bagi kelangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sebagian besar UMKM terdampak kepada perubahan dan atau hilangnya pasar. Perubahan utama adalah perubahan perilaku konsumen yang meliputi perubahan gaya hidup dengan kebijakan stay at home. Perubahan pola konsumsi dengan fokus memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, perubahan pola distibusi dengan memaksimalkan UMKM go digital dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan timbulnya gerakan sosial berupa  ekonomi berbagi. Ekonomi pasca Covid-19 adalah ekonomi rakyat, ekonomi UMKM melalui ekosistem UMKM Indonesia.

Gerakan gotong royong dan solidaritas menggerakkan kembali bisnis UMKM yang terpuruk karena dampak Pandemi Covid-19 telah  muncul dengan mempergunakan strategi optimalisasi media sosial sebagai dashboard gerakan masyarakat yang menjadi embrio pengembangan ekosistem ekonomi lokal UMKM Indonesia.

Unit Kewirausahaan UMBY, Jogja tetulung, Bantul tetulung, Komunitas UMKM Bantul, Pasar Barter Banguntapan merupakan contoh gerakan pengembangan ekonomi lokal yang menggunakan strategi solidaritas dan gotong royong mengembangkan ekonomi lokal.

Co Founder Komunitas UMKM Bantul & Co Founder Pasar Gotong Royong Hub, yaitu Azfa Mutiara Ahmad Pabulo, SE., MEK menyampaikan bahwa, Gerakan gotong royong mengembangkan ekonomi lokal dapat dimulai dengan adanya inisiatif gerakan dari komunitas yang berasal dari masing-masing daerah serta membentuk kelompok relawan dengan tujuan “menggerakan kembali bisnis UMKM dengan cara memanfaatkan media sosial berupa grup WA, Facebook, Instagram, Twitter, dan atau Youtube, untuk menggalang gerakan (UMKM, komunitas peduli, dll).

“Dengan gotong royong melalui gerakan bela beli UMKM,  pengorganisasian ekosistem UMKM dengan konsep jual beli, pembayaran, pengiriman, atau permodalan gotong royong (crowdfund), ruang konsultasi & pelatihan, dan beberapa strategi lainnya. Harapannya UMKM dapat bergerak sehingga bisa menggerakkan kembali ekonomi lokal, menyerap korban pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan menjadi penyangga perekonomian nasional,” tutur Azfa.

Sementara itu Awan Santosa, SE, M.Sc, Kepala LPPM UMBY sekaligus dosen prodi Manajemen UMBY menyatakan bahwa, UMBY memiliki visi menjadi universitas unggul di bidang sociopreneur berkomitmen kuat dalam turut serta memberdayakan UMKM. Hal ini dilakukan oleh seluruh civitas akademika melalui berbagai kegiatan Tridharma yang sistematis dan struktur.

“Secara rutin dosen dan mahasiswa UMBY berkolaborasi dalam kegiatan KKN yang secara khusus diterjunkan ke para pelaku UMKM binaan yang terkonsentrasi di pasar tradisonal, sentra industri rumah tangga, kelompok tani, usaha bersama, BUMDEs, dan komunitas difabel. Setiap tahun UMBY juga menugaskan para dosen untuk melakukan pendampingan UMKM di perdesaan, khususnya yang bergerak di sektor ekowisata, industri kreatif, maritim, maupun pangan lokal,” tutur Awan.

Dekan Fakultas Ekonomi UMBY, Dr Audita Nuvriasari menambahkan juga bahwa Fakultas ekonomi yang terdiri dari Program Studi Manajemen dan Akuntansi memiliki komitmen yang sama dalam memberdayakan UMKM.

“Program Studi Manajemen memiliki visi menjadi program studi yang unggul dalam pemasaran produk UMKM, sementara Program Studi Akuntansi memiliki visi menjadi program studi yang unggul dalam keuangan perdesaan. Setiap semester kedua program studi mengirimkan mahasiswa untuk melakukan magang atau PKL dengan fokus sasaran ke pelaku UMKM, koperasi, dan BUMDEs, yang juga diarahkan ke UMKM dan desa binaan dosen Fakultas Ekonomi UMBY,” tutur Audita.

 

Azfa Mutiara Ahmad Pabulo, SE., MEK

 (Prodi Akuntansi UMBY)

 (Co Founder Komunitas UMKM Bantul & Co Founder Pasar Gotong Royong Hub)