Gelaran Asean Para Games telah berlangsung sejak Sabtu (30/7/2022) hingga Sabtu (06/8/2022). Dosen Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Domnina Rani R. S.Psi., M.Si., CPHR, menjadi salah satu personil yang resmi ditunjuk oleh National Paralympic Committee (NPC) melalui Chef de Mission (CdM) Indonesia sebagai pendamping psikologi untuk mendampingi Cabang Olahraga (Cabor) yang bertanding dalam Asean Para Games ke-11 yang berlangsung di Solo lalu.
Bagi Domnina Rani R. S.Psi., M.Si., CPHR, ini adalah pertama kali bagi dirinya membantu tim nasional Indonesia di ajang internasional. Walau demikian, Rani memiliki pengalaman berkecimpung dalam dunia psikologi olahraga dan pendampingan atlet. Salah satunya di Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sleman. Menjadi Perwakilan Regional Tengah Ikatan Psikologi Olahraga (IPO) yang meliputi wilayah DIY, Jawa Tengah, Kalimantan & Sulawesi. Serta mitra pendamping psikologi untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
“Tahun 2022 ini saya diberi kepercayaan dan kesempatan menjadi pendamping psikologi atlet pada cabor prioritas yang berlaga di Asean Para Games. Saya ditugaskan di cabor Cerebral Palsy (CP) Football,” ujar Domnina Rani
Domnina Rani mengatakan bahwa kesiapan mental atlet menjadi kunci utama dalam berlaga. Prinsip pendampingan psikologi adalah mempersiapkan kondisi mental atlet agar selaras dengan program yang dirancang pelatih. Pendamping psikologi bertugas memastikan kondisi psikologis atlet mulai dari pra-latihan, latihan, pra-pertandingan, pertandingan hingga pasca-pertandingan.
“Proses pendampingan diawali dengan melakukan observasi. Pengumpulan data awal dan kondisi atlet harus diketahui dengan baik. Misalnya, mengetahui latar belakang keluarga, profil atlet dan lain-lain. Selanjutnya berinteraksi secara intens, terlibat dalam jadwal keseharian atlet dan melakukan beberapa sesi pendekatan di luar latihan,” jelasnya
CP Football adalah cabang olahraga beregu, maka sesi pendampingan psikologi dilakukan baik secara personal maupun secara tim, untuk memastikan konsentrasi, mengurangi kecemasan, meningkatkan kepekaan sesama anggota tim, membantu peningkatan performansi atlet, dan lain lain.
Pengurus Himpunan Psikologi (Himpsi) DIY itu menambahkan, sangat penting bagi seorang atlet untuk dapat menikmati pertandingan.
“Tim CP Football adalah keluarga, masing-masing memiliki peran istimewa. Apabila dalam pertandingan ada atlet yang mengalami kondisi penuh emosi, cemas, terpancing permainan lawan atau bahkan putus asa, ingatlah bahwa keluarga selalu saling mendukung, dan memahami. Masuk ke lapangan, jadi versi terbaik dari diri masing-masing untuk kejayaan tim, dan nikmati pertandingan,” ungkapnya saat menyemangati atlet timnas CP Football Indonesia