Bantul (Mercu Buana) Siapa sangka growol dan oyek sebagai makanan khas Kulon Progo yang memiliki segmen tertentu kini bisa dinikmati semua orang. Melalui kreasi dosen Universitas Mercu Buana Yogyakarta makanan berbahan dasar ubi diolah menjadi beras analog atau beras yang dibuat dari bahan baku bukan padi.
Dr.Ir. Bayu Kanetro MP selaku ketua tim penelitian UMB Yogya ditemui di ruanganya menjelaskan bahwa beras analog yang diberi nama Ras Telo ini bermula dari kebiasaan masyarakat desa Kalirejo Kulon Progo yang mengkonsumsi growol dan oyek sebagai makanan pengganti beras saat paceklik. Melihat fenomena tersebut, tercetus ide untuk menjadikan growol dan oyek sebagai makanan pokok alternatif. Penelitian beras telo oleh Dr.Ir.Bayu Kanetro MP dan beranggotakan Dr.Ir. Sri Luwihana.SU, Dr. Alimatus Sahrah M.Si.MM, dan Prof. Dr.Ir. Dwiyati Pujimulyani MP ini didanai DIKTI melalui Program Penelitian Prioritas Nasional Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (PENPRINAS MP3EI).
“Prosesnya hampir sama dengan pembuatan growol dan oyek, namun ubi yang telah direndam selama 5 hari akan ditepungkan dan dicetak menjadi beras,”jelas dosen Teknologi Hasil Pertanian di Kampus 1 Jl. Wates Km 10 Argomulyo Sedayu Jumat (2/10).
Beras telo yang dihasilkan dari growol dan oyek ini juga telah diuji di Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Hasilnya indeks glisemik dari beras telo ini berkadar lebih rendah dibanding dengan beras biasa, sehingga bermanfaat untuk mencegah diabetes. Rencananya pada tahun depan akan diadakan pelatihan ke masyarakat desa Kalirejo sehingga dapat di produksi secara masal. Sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar. Beras telo ini juga telah dikembangkan menjadi varian makanan baru sushite (sushi telo) yang disukai masyarakat.