Penyakit moler merupakan sejenis penyakit yang kerap merepotkan petani bawang merah. Moler yang disebabkan oleh cendawan fusarium oxysporum f. sp. Cepae ini menginveksi melalui akar / umbi, terutama kalau umbi terdapat luka. Tanaman yang terserang penyakit ini daunnya tampak menguning terpelintir dan layu, yang disusul dengan daun mati dengan cepat serta pertumbuhan akar terhambat dan membusuk. Terlebih penyakit ini menyerang secara sporadis sehingga menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil umbi lapis ini hingga 50%.
Selama ini usaha penanggulangan penyakit ini dilakukan dengan menerapkan pola tanam selang-seling, itupun tidak selalu dilakukan mengingat harga jual bawang merah yang menggiurkan, sehingga mendorong petani untuk membudidayakannya secara intensif hingga berakibat makin meluasnya penyakit ini menyerang. Sementara fungisida yang ada di pasaran belum bisa menekan perkembangan penyakit ini dilapangan, terlebih mengingat efek buruknya terhadap lingkungan.
Melihat fenomena tersebut, tiga dosen Fakultas Agroteknologi Universitas Mercu Buana (UMB) Yogyakarta, Dr. Ir. Bambang Nugroho, M.P., Ir. Dian Astriani, SP. MP. serta Ir. Warmanti Mildaryani, MP. terpanggil untuk melakukan penelitian yang berjudul âPestisida Mikrobial Berbahan Aktif Fusarium Oxysporum F. SP. Cepae Avirulen dengan Formulasi Zeolitâ. Penelitian yang dilakukan secara intensif selama tiga tahun tersebut belum lama ini oleh Direktorat Paten Dirjend HAKI dinyatakan telah lolos dalam persyaratan formalitasnya.
Ir. Bambang Nugroho, M.P., yang merupakan ketua dalam penelitian tersebut mengungkapkan bahwa produk dari penelitiannya merupakan agen hayati untuk mengendalikan penyakit yang berasal dari makhluk hidup. âJadi pestisida mikrobial ini berasal dari jamur fusarium itu sendiri yang sudah dilemahkan, seperti prinsip dalam imunisasiâ, jelas Bambang, seraya menambahkan bahwa dengan pestisida mikrobial tersebut mampu menghambatan intensitas penyakit mencapai lebih dari 60%.
Ketika ditanya mengenai cara pemakaiannya, Bambang mengutarakan bahwa pemakaiannya cukup mudah, yakni dengan menaburkan bubuk pestisida mikrobial sebelum ditanam. âMengingat prinsipnya serupa dengan imunisasi, maka dilakukan sebelum tanam, karena sifatnya pencegahanâ, pungkas Bambang. (Lilik Purwanti-Humas UMB Yk)