Cegah Perilaku Lukai Diri, Dosen Psikologi UMBY Bekali Dukungan Psikologi Awal bagi Remaja
26 Jun 2024
367
by Fitriana Fitriana

Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) bekerjasama dengan Pendidikan Kader Masjid Syuhada (PKMS) dan Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Yogyakarta telah menyelenggarakan pelatihan pada Sabtu (01/06/24). Pelatihan ini fokus pada pemberian dukungan psikologi awal (psychological first aid). Acara diikuti oleh lebih dari 60 peserta yang terdiri dari remaja penghuni panti asuhan, staf pengasuh, anggota PKMS, serta mahasiswa Fakultas Psikologi UMBY.

Menghadirkan pembicara dosen Psikologi UMBY, Dr. Moordiningsih, M.Si., Psikolog., dan Sowanya Ardi Prahara, S.Psi., M.A.,. Pelatihan ini bertujuan untuk mengenali dan mengatasi tanda awal dari perilaku melukai diri sehingga dapat meningkatkan empati remaja dalam mencegah perilaku melukai diri (self-harm) di kalangan remaja yang tinggal di panti asuhan. Para peserta mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam memberikan dukungan psikologis awal kepada individu yang mengalami tekanan emosional atau krisis.

Dr. Moordiningsih menjelaskan cara mengetahui perilaku melukai diri yaitu dapat dikenali melalui tanda fisik seperti luka atau memar yang tidak dapat dijelaskan, sering memakai pakaian tertutup untuk menyembunyikan luka, serta perubahan emosional seperti perasaan putus asa dan menarik diri dari lingkungan sosial. Adapun cara mengatasinya, Dr. Moordiningsih menjabarkan melalui mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor, berbicara dengan orang terpercaya, dan mengembangkan strategi pengalihan seperti berolahraga atau melukis. Selain itu, meningkatkan kesadaran diri dengan mengenali pemicu emosional dan mempraktikkan perawatan diri, seperti pola tidur yang baik dan makan makanan sehat dapat membantu dalam mengelola dorongan untuk melukai diri.

“Berbicara dengan orang terpercaya atau menemui psikologi/konselor dapat membantu mengurangi beban luka diri yang dirasakan. Selain itu, harus menerapkan pola tidur dan pola hidup sehat adalah kuncinya agar selalu terhindar dari sikap melukai diri,” jelas Dr. Moor.

Sowanya Ardi Prahara menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen sebagai dosen dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

"Kami percaya bahwa pengetahuan tentang dukungan psikologi awal sangat penting, terutama bagi para remaja yang seringkali berada dalam masa transisi emosional yang rentan. Dengan pelatihan ini, kami berharap dapat memberikan bekal bagi mereka untuk saling mendukung dan mencegah terjadinya perilaku melukai diri."

Selama pelatihan para peserta tidak hanya mendapatkan penjelasan tetapi juga berpartisipasi dalam berbagai simulasi dan role-play yang dirancang untuk memperkuat keterampilan praktis dalam memberikan dukungan psikologis awal. Dalam role play ini, peserta diajak berperan sebagai peer konselor dengan fokus untuk lebih peka dalam merasakan posisi dan perasaan orang lain. Mereka dilatih untuk memahami dan berempati terhadap situasi emosional yang dihadapi oleh orang yang dibantu. Selanjutnya, peserta diajarkan teknik untuk mengeluarkan emosi negatif, yaitu dengan mengayunkan tangan ke arah depan sambil berteriak. Latihan ini bertujuan untuk membantu mengekspresikan dan melepaskan ketegangan emosional dengan cara yang sehat, sehingga mereka bisa menjadi pendukung yang lebih efektif dan tenang dalam situasi nyata. Metode pembelajaran yang interaktif ini berhasil menciptakan suasana yang kondusif bagi para peserta untuk belajar dan berlatih secara aktif.

Salah satu Pamong Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Yogyakarta, Ustadz Syahrir, S. Psi., menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan pelatihan.

"Kami sangat bersyukur atas inisiatif dari UMBY dan PKMS dalam menyelenggarakan pelatihan. Hal ini merupakan langkah positif untuk memberikan dukungan psikologis kepada anak-anak asuh kami, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang lebih kuat secara emosional,” jelas Syahrir.

Pelatihan ini salah satu program unggulan Fakultas Psikologi UMBY dan PKMS sebagai upaya mendukung kesehatan mental remaja. Kegiatan yang melibatkan para akademisi, praktisi, dan lembaga sosial diharapkan mampu memajukan kesejahteraan psikologis masyarakat.