Dian Astriani Dosen Agroteknologi UMBY Paparkan Hasil Riset Pada Kongres Internasional di Filipina
01 Jul 2025
51
by Fitriana Fitriana

Dr. Ir. Dian Astriani, SP., MP., dosen sekaligus ketua program studi Agroteknologi Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) hadir dalam 3rd International Agri-Ecotourism Congress 2025 yang diselenggarakan oleh Aklan State University (ASU) di Marzon Hotel Executive Hall, Kalibo, Aklan, Filipina, pada Senin, 9 Juni 2025.

 

Dian diundang sebagai pembicara oleh pihak ASU, Filipina untuk mengisi Kongres dengan tema “Empowering Sustainable Agri-Ecotourism through Innovation, Collaboration, and Cultural Preservation”. Pada kesempatan tersebut, Dian memaparkan materi berdasarkan risetnya dengan judul “Innovation of Environmentally Friendly Agrotechnology Supporting Sustainable Agriculture In Synergy with Agrotourism in Yogyakarta Indonesia”.

 

Berdasarkan risetnya, Dian menguraikan terkait inovasi agroteknologi ramah lingkungan dengan pemanfaatan limbah kulit kacang mete yang menghasilkan biopestisida minyak kulit kacang mete sehingga akan mendukung  pertanian berkelanjutan yang bersinergi dengan agrowisata di Karang Tengah, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

 

Agrowisata desa Karang Tengah mempunyai potensi unggulan berupa produksi kacang mete dan produksi sutera liar. Produksi kacang mete di wilayah tersebut akan terdapat limbah kulit kacang mete yang belum banyak dimanfaatkan, melalui inovasi agroteknologi, limbah tersebut dapat diolah menjadi biopestisida minyak kulit kacang mete yang dapat digunakan untuk mengendalikan bahkan membasmi hama tanaman, sehingga meningkatkan nilai ekonominya.

 

“Banyaknya pohon kacang mete di Karang Tengah Imogiri dapat menjadi salah satu agrowisata yang dioptimalkan dengan inovasi agroteknologi. Masyarakat tidak hanya dapat menjual kacang mete, lebih dari itu dapat mengolah limbah kulit kacang untuk dijadikan biopestisida sebagai media pembasmi hama tanaman,” jelas Dian.

 

Lanjut Dian, pertanaman kacang mete selain menghasilkan kacang mete, juga menjadi inang dari ulat sutera liar yang akan berpotensi menghasilkan benang dan kain sutera liar. Sutera liar yang berasal dari tumbuhan kacang mete ini juga menjadi peluang agrowisata karena mampu mendatangkan pariwisata berbasis pertanian dengan budidaya sutera liar untuk menghasilkan benang yang kemudian dikombinasikan dengan cara pengelolaan kain sutera liar.

 

“Inovasi agroteknologi yang bersanding dengan agrowisata pun dapat meningkatkan nilai ekonomi dengan cara budidaya dan pengelolaan sutera liar yang berasal dari pertanaman kacang mete,” urai Dian.

 

Dalam kongres tersebut terdapat narasumber lain yaitu Van Cung Nguyen (CEO Trading Service Education and Tourist Co. LTD Vietnam) dan Bridget Giffei (Peace Corps Response Volunteer) dengan keynote speech oleh Engr. Remelyn R. Recoter, MNSA, CESO III (Director IV, Departemen of Agriculture, Agricultural Traning Institute).